Hidayatullah.com—Masa kampanye para calon presiden si Afghanistan secara resmi sudah dimulai.
Sebelas kandidat bersaing untuk menggantikan Hamid Karzai dan belum kelihatan ada calon yang paling unggul, lapor Euronews Ahad (2/2/2014).
Pemilihan umum presiden tahun ini dipandang sebagai momen penting untuk menguji apakah negara yang porak-poranda akibat perang berkepanjangan itu sudah mampu menampakkan stabilitas politik.
Beberapa tokoh politik terkemuka, termasuk pemimpin oposisi Abdullah Abdullah, sudah memulai kampanyenya.
Abdullah adalah pemenang kedua, kalah dari Hamid Karzai, pada pemilihan umum tahun 2009 yang dipenuhi kekacauan dan kecurangan.
Karzai sendiri, yang tidak lagi bisa mencalonkan diri, belum menyatakan dukungannya kepada salah satu calon untuk menggantikan kedudukannya.
Pemilihan umum tahun ini berbarengan dengan persiapan tentara NATO angkat ransel keluar dari Afghanisatan.
BBC melaporkan, hari Ahad (2/2/2014) ribuan orang turun ke jalan-jalan di kota kabul seiring dimulainya masa kampanye. Poster-poster kandidat tampak di seluruh penjuru negeri. Semua calon presiden diberikan pengawalan bersenjata.
Akademisi Ashraf Ghani, yang maju bersama Jenderal Abdul Rashid Dostum mantan tokoh perang dari etnis Uzbek dan Sarwar Danish kepala suku Hazara sebagai wakil presiden, menjanjikan reformasi dalam kampanyenya.
Saudara laki-laki Karzai, Qayum dan sekutu pentingnya Zalmai Rassoul bisa menjadi unggul dalam pemilu tahun ini, yang diperkirakan tidak bisa berlangsung satu putaran karena tidak ada yang langsung menang mutlak.
Kandidat lain, seorang bekas pejuang Afghan dan pemuka agama bernama Abdul Rasul Sayyaf, kemenangannya bisa jadi membuat negara-negara Barat ketar-ketir ketakutan.
Latar belakang etnis akan menjadi masalah besar dalam pemilu. Di Afghanisatan terdapat 4 etnis besar yaitu Pashtun (42%), Tajik (27%), Hazara (9%) dan Uzbek (9%).
Rakyat diharapkan berpartisipasi mendatangi bilik-bilik suara pada 5 April mendatang untuk memilih pemimpin mereka yang baru.*