Hidayatullah.com—Kedutaan Mesir di Manama, Bahrain, tidak akan ikut campur dalam kasus seorang anak yang dipaksa mencium kaki guru seorang penganut Syiah.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Mesir Amr Rushdie mengatakan, “Sebab anak itu bukan berkewarganegaraan Mesir.”
Ayah dari anak berusia empat tahun itu memang keturunan Mesir, demikian pula seluruh keluarganya. Namun, mereka semua dilahirkan di Bahran, tinggal di Bahrain dan tidak memiliki kewarganegaraan Mesir. “Jadi intervensi oleh Kedutaan Mesir berarti intervensi terhadap urusan dalam negeri Bahrain,” kata Rusdhie. Terlebih, kasus iu ditangani oleh Kementerian Pendidikan Bahrain dan pihak keluarga korban tidak mengadukannya ke Kedutaan Mesir di sana.
Rushdie menjelaskan, pihak Bahrain sangat tanggap dan berusaha menangani kasus itu dengan sebaik mungkin, begitu mereka mendengar kejadian itu.
Rushdie menghimbau media agar memeriksa kebenaran fakta yang ada sebelum mereka memberitakan kasus yang melibatkan ekspatriat Mesir, sebab publik berhak mengetahui yang sebenarnya. Demikian dilansir Al Mishry Al Yaum (31/03/2012).
Sebelumnya Al Ahram (28/03/2012), mengabarkan bahwa Wakil Menteri Pendidikan Mesir Ridha Mas’ud berjanji akan memberikan advokasi dan terus mengikuti perkembangan kasus yang melibatkan anak kecil keturunan Mesir itu.
Umar Khaththab, berusia 4 tahun, dipaksa mencium kaki guru wanitanya setiap hari selama lima bulan. Hasil penyelidikan menyimpulkan bahwa guru itu menganut paham Syiah. Ia sengaja menghina siswanya karena anak itu memiliki nama sama dengan sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khaththab, yang dalam paham Syiah memang diwajibkan untuk dicela dan dihinakan.
Madrasah Internasional An Nur telah menskors guru wanita itu.*