Hidayatullah.com—Wakil ketua Al Ikhwan Mesir Khairat Al Shatir diajukan sebagai calon presiden dalam pemilihan umum yang akan datang, lansir Al Arabiya.
Pimpinan Al Ikhwan Muhammad Badie, mengumumkan pencalonan Al Shatir itu dalam konferensi pers yang digelar pada hari Sabtu (31/03/2012).
“Setelah diputuskan untuk mengajukan nama saya dalam pemilihan presiden, saya hanya dapat menerima keputusan Al Ikhwan tersebut,” kata Badie membacakan pernyataan Al Shatir, yang tidak hadir dalam jumpa pers tersebut.
Sabtu hari itu juga, Partai Keadilan dan Kebebasan bentukan Al Ikhwan memutuskan untuk membuat laman khusus di situs jejaring sosial Facebook. Partai itu menegaskan bahwa mereka mendukug Al Shatir sebagai calon presiden Mesir masa depan.
Pencalonan Al Shatir dikabarkan mendapat dukungan 56 persen, saat penentuan calon presiden dari Al Ikhwan.
Al Shatir bergabung dengan Al Ikhwan sejak menjadi aktivis mahasiswa pada tahun 1981. Karirnya di organisasi itu terus menanjak dan dikenal sebagai tokoh kunci dalam bidang keuangan Al Ikhwan. Dia pernah dipenjara beberapa kali. Meskipun demikian, menurut kabar media, Al Shatir tetap dapat mengendalikan urusan Al Ikhwan dan kerajaan bisnisnya dari dalam sel. Bisnis yang dijalankan Al Shatir, disebut-sebut sebagai salah satu sumber utama keuangan organisasi Al Ikhwan Mesir.
Lahir pada 4 Mei 1950 di daerah Delta Sungai Nil di Provinsi Daqahliya, Al Shatir mendapatkan gelar sarjana tehnik dari Unversitas Alexandria dan master dari Universitas Mansura.
Tahun 2005, dalam rubrik opini di koran Inggris, Guardian, Al Shatir pernah mendesak pembacanya agar “tidak takut” dengan Al Ikhwan.
“Kesusksesan Al Ikhwan seharusnya tidak membuat siapapun takut, sebab kami menghormati hak semua agama dan kelompok politik,” tulisnya.*