Hidayatullah.com–Salah satu kader tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah, mengatakan, tanpa Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Myanmar tidak akan pernah tahu perkembangan politik modern. Namun, faktanya, Myanmar justru menjadi negara yang tidak tahu diri. Menurutnya, pembantaian etnis Muslim di Myanmar jelas melukai komunitas Islam yang ada di ASEAN. Dan itu sudah menghancurkan ruh demokrasi di tubuh ASEAN.
“Myanmar itu dulukan negara antah baeranta (terbelakang), mereka tahun peradaban modern karena ASEAN. Sekarang mereka justru mengangkai nilai kebersamaan ASEAN,” jelasnya lagi.
“Tolong diingat, di ASEAN itu negara paling berpengaruh ada dua, dan itu negara mayoritas Muslim. Indonesia dan Malaysia, jadi melakukan diskriminasi terhadap muslim Rohingya jelas itu sangat melukai kami,” tambahnya lagi.
Selain itu, Fahri Hamzah menyampaikan kritiknya terhadap pemerintahan SBY atas kasus Rohingya. Menurutnya sikap pemerintah Indonesia dalam kasus Rohingya ini masih ambigu, abu-abu dan tidak jelas.
Menurutnya, masalah Rohingya sudah masuk kepada kejahatan kemanusiaan international. Mengatakan bahwa di sana tidak terjadi genosida jelas pernyataan yang tidak tepat.
“Sudah jelas di sana militer itu bukan meredam konflik, tapi ikut membantai masyarakat Rohingya. Ambil sikap yang jelas dong jangan ambigu, ini kritik saya terhadap SBY juga,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
Fahri juga mengatakan Indonesia seharusnya menggunakan hak vetonya di ASEAN. Indonesia mempunyai kekuatan untuk menekan. Terlebih selama ini peran Indonesia jugalah yang akhirnya membuat Myanmar bisa diterima di ASEAN.
Adalah hal yang sangat memungkinkan menurut Fahri, jika Indonesia Indonesia mengeluarkan Myanmar dari ASEAN. Hanya saja sekali lagi menurutnya, pemerintah kita kurang tegas dalam menyikapi permasalahan ini.*