Hidayatullah.com–Buku “No Easy Day” yang ditulis mantan anggota komando elit Angkatan Laut Amerika (SEAL), yang terlibat dalam operasi membunuh Usamah bin Ladin, Matt Bissonnette, mulai dijual. Namun mantan tentara komando Amerika Serikat (AS) itu menghadapi dakwaan kriminal.
Peringatan Pentagon itu dikeluarkan, sehari setelah Komandan Komando Operasi Khusus Kawasan Pasifik AS, Laksamana Muda Sean Pybus mengungkapkan pandangannya mengenai beberapa mantan pasukan komando atau yang masih menjadi anggota badan itu dengan mencoba mendapatkan uang atas ketenaran mereka.
“Saya sangat kecewa, malu dan memandang serius hal ini,” ujar Pybus melalui surat yang dikirim mengecam sikap beberapa di antara mereka yang menjajakan informasi mengenai misi melawan musuh nomor satu negara itu.
Namun, masih belum jelas apakah pemerintah akan mengenakan tuduhan kriminal terhadap penulis buku, Matt Bissonnette, yang merupakan anggota komando yang ikut terlibat dalam operasi pada Mei tahun lalu di Abbottabad, Pakistan.
Buku berjudul No Easy Day mulai dijual dengan menggunakan nama pena, Mark Owen.
Pentagon sebelumnya mempertimbangkan gugatan hukum terhadap bekas tentara komando Amerika Serikat ini.
Kamis (30/08/2012), dikutip AFP, Pentagon mengirim sepucuk surat kepada Mark Owen dan mengatakan Owen “melanggar persetujuan untuk tidak mengungkapkan” segala yang telah ditanda-tanganinya sebagai anggota satuan elit angkatan laut Amerika Serikat, SEAL.
Namun, para pejabat pertahanan AS tidak memeriksa buku itu terlebih dahulu, yang membuka kemungkinan bahwa penulis dapat menghadapi tuduhan pidana.
Keterangan orang pertama yang tahu mengenai penggrebekan itu mengatakan Usamah bin Ladin tidak bersenjata dan ditembak di dekat pintu. Ungkapan ini merupakan versi yang berbeda dari keterangan resmi.
Sementara pemerintahan Obama tetap mengatakan bahwa para anggota pasukan khusus SEAL menghadapi Usamah bin Ladin di kamar tidurnya. Saat itu SEAL menewaskannya dengan tembakan ke dada dan satu lagi ke atas mata kiri, setelah mengira bahwa Usamah sedang berusaha meraih senjata.
Buku tulisan pasukan elit Angkatan Laut AS itu menjadi kontroversi karena bertentangan dengan pernyataan resmi Gedung Putih tentang kematian Usamah bin Ladin.
Departemen Pertahanan AS, sebelumnya mengancam sikap akan mengambil tindakan hukum dikarenakan kasus ini adalah rahasia negara.*