Hidayatullah.com–Entah apa yang ada dalam pikiran masyarakat Eropa, seolah tidak menjadikan pelajaran kasus sebelumnya atau karena ingin nebeng popular, sebuah mingguan satire Prancis “Charlie Hebdo” hari Rabu justru menerbitkan kartun Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam di saat seluruh dunia Muslim sedang kecewa dan marah terhadap film Innocence of Muslims (IOM).
Pada terbitan sampul depan majalah tersebut menunjukkan seorang Yahudi Ortodoks sedang mendorong sosok bersorban di kursi roda dan beberapa karikatur Nabi dimasukkan pada halaman isinya, termasuk beberapa digambarkan dalam keadaan telanjang.
Yang tidak bisa dipahami, publikasi itu justru terjadi di tengah-tengah kemarahan meluas umat Muslim di seluruh dunia berkaitan dengan beredarnya film IOM.
Penerbitan kartun yang menistakan Nabi itu dilakukan hanya beberapa hari setelah film murahan “Innocence of Muslims” menyulut unjukrasa di berbagai negara Muslim. Sebagaian menilai penerbitan ini kesengajaan dan tindakan provokatif.
“Menurut saya apa yang telah mereka lakukan itu di luar nalar. Perbuatan itu menerobos akal sehat dan merupakan sebuah pelanggaran atas tanggungjawab,” kata Imam Masjid Besar Paris Dalil Boubaker, mengecam apa yang telah dilakukan oleh para pembenci Islam itu.
Pemerintah Prancis juga mengecam kartun Charlie Hebdo, dengan mengatakannya sebagai tindakan provokatif.
Padahal, sebelum ini, kantor redaksi “Charlie Hebdo” di Paris pernah dibom dalam kasus serupa setelah menerbitkan karikatur yang mengejek Nabi Muhammad bulan November 2011.
Pada tahun 2005, kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan di Denmark juga memicu gelombang protes kekerasan di seluruh dunia Muslim yang menewaskan sedikitnya 50 orang, demikian Reuters melaporkan.
Akibat terbitan ini, pemerintah Prancis terpaksa mengumumkan akan menutup kedutaan, sekolah dan pusat kebudayaan Prancis di 20 negara, mulai Jumat (21/09/2012) ini sebagai bentuk antisipasi atas tindakan majalah mingguan itu mempublikasikan kartun Nabi Muhammad.
Pihak Prancis khawatir pemunculan ulang kartun Nabi di majalah tersebut dapat memicu protes, seperti protes berdarah yang terjadi di sejumlah negara Muslim atas film Innocence of Muslims yang disebut menistakan Nabi.
Di Tunisia penutupan sudah akan dilakukan Kamis sore hingga Senin pagi. Sementara kedutaan Prancis di Jakarta akan ditutup Jumat siang ini.
Hanya saja, pengalaman arti kebebasan berekpresi yang melukai keyakinan agama lain ini tak pernah menjadi pelajaran berhara di Barat dan bangsa Eropa.*