Hidayatullah.com–Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) dibawah pimpinan Prof Dr Salim Badjri, melakukan inisiatif untuk menggelar Musyawarah Ormas-ormas Islam yang ada di Jawa Barat. Acara digelar di Gedung Diklatpri jalan Pemuda Kota Cirebon Hari Sabtu, tanggal 5 – 6 Januari dengan dihadiri; Laskar Sabilillah, Pagar Aqidah (Gardah), Gerakan Muslim Penyelamat Aqidah (Gempa), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (Gapas), Front Pembela Islam (FPI) dan beberapa ulama.
Hal-hal terpenting yang dibahas dalam musyawarah ini adalah soal pendidikan, kenakalan remaja, kema’shiayatan dan korupsi, serta pencegahan aliran sesat dan pemurtadan. Masalah aliran sesat dan pemurtadan mendapat porsi penting pada acara ini.
Utusan-utusan dari Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kuningan dan Kota/Kabupaten Cirebon menganggap hal ini lebih urgen daripada pembahasan lainnya. Karena ketiga daerah itu saat ini mengalami eskalasi pemurtadan yang sangat mengkhawatirkan.
Untuk Kabupaten Kuningan dan Kabupaten/Kota Cirebon, permasalahannya malah lebih rumit lagi karena ada dua hal lainnya, yakni yakni masalah aliran sesat yang terus merebak ditambah dengan gerakan pemurtadan yang terjadi karena adanya perlindungan dari sesama ormas Islam dan pemerintah. Dalam masalah pemurtadan Cianjur juga mengalami hal yang sama, yakni gerakan pemurtadan berjalan karena adanya peran aparatur negara.
Densus 88
Semula pada hari Ahad tanggal 6 Januari 2012, akan diadakan apel siaga yang akan digelar di alun-alun Kejaksan Kota Cirebon untuk melanjutkan acara musyawarah yang berlangsung sebelumnya.
Tetapi karena ada berita tentang penembkan oleh Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 terhadap para terduga kasus terorisme di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan, acara kemudian dipindahkan ke pesantren Tahfidzul Quran Al Falah di Pelandakan Kota Cirebon.
Hal itu dilakukan karena para ulama menganggap lebih baik dilakukan pengarahan intensif dari pada melakukan orasi di lapangan.
Dalam pengarahannya, Prof Dr Salim Badjri menekankan, supaya ormas-ormas Islam melepaskan baju kefanatikan dan ashobiyahnya serta senantiasa menjalin komunikasi dan silaturrahmi satu sama lain. Menurutnya, silaturrahmi adalah kekuatan kedua setelah akidah. Sebab dengan silaturrahmi akan terbentuk kekuatan yang didasari keikhlashan.*/ kiriman Iman, Bandung