Hidayatullah.com—Sekretaris jenderal organisasi negara-negara Muslim terbesar didunia menangis ketika melihat warga Muslim Rohingya, yang menjadi korban keganasan warga Budhis Myanmar.
“Saya tidak pernah merasa seperti ini,” kata Ekmeleddin Ihsanoglu Sabtu malam (16/11/2013) di akhir kunjungan ke Myanmar selama tiga hari untuk melakukan pembicaraan dengan wakil presiden, menteri, kelompok antaragama dan lembaga PBB soal nasib Muslim di negara tersebut.
“Saya menangis,” kata Ihsanoglu dikutip Associated Press.
Ihsanoglu menceritakan, ketika mengunjungi kamp-kamp pengungsian di Sittwe dia dan rombongannya dari Organisasi Kerjasama Islam bertemu dengan 5.000 orang pengungsi. Tetapi karena kendala bahasa mereka tidak dapat berkomunikasi.
“Mereka sangat sedih, mereka ketakutan.Mereka senangmelihat kami di sana, kebahagiaan yang diekspresikan dengan tangisan,” kata Ihsanoglu.
Sekjen OKI itu menyampaikan salam, “Assalamu’alaikum”, yang kemudian dijawab dengan baik oleh kerumuman pengungsi.
“Saya suit untuk menjelaskan apa yang saya rasakan. Sangat menyentuh,” kata Ihsanoglu.
Pria asal Turki itu mengatakan, momen yang paling membuatnya sedih adalah ketika melihat begitu banyak orang tinggal di kamp pengungsian yang penuh dengan sampah di pinggiran Sittwe, ibukota negara bagian Rakhine (Arakan).
Sebagian besar pengungsi korban kerusuhan Muslim-Budhis adalah Muslim Rohingya, yang menetap di Arakan sejak berabad lalu sebelum daerah itu dicaplok oleh suku Burma yang memasukkannya ke dalam negara Burma (kini bernama Myanmar).
Anak-anak di pengungsian tidak ada yang pergi ke sekolah. Jika mereka ingin mendapatkan perawatan medis, maka mereka harus membayar uang sogokan yang tinggi.
Sekjen OKI menilai kunjungan delegasinya kali itu ke Myanmar berhasil. OKI mendapatkan janji pemerintah untuk mencari solusi bagi 800.000 warga Rohingya di Myanmar.
Sementara penerima Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi menolak untuk bertemu dengan delegasi OKI.*