Hidayatullah.com—Tepat hari Ahad, (19/07/2015) bertepatan dengan dua hari Idul Fitri 2015, sebanyak 100 anak dan orang tua mengikuti acara Kansai Islamic Kids Festival (KIDSFEST) 2015 di Kyoto Jepang.
Kansai Islamic Kids Festival (KIDSFEST) ini merupakan acara yang pertama kali digelar di Kyoto yang special dipersembahkan untuk anak. Pasalnya, momentum Idul Fitri di Jepang pada umumnya sangatlah singkat.
Salah satu sebabnya adalah hari lebaran sering jatuh di hari kerja sehingga anak harus masuk sekolah begitu pun orang dewasa yang harus tetap berkantor.
“Kami ingin lebaran kali ini anak merasa istimewa, sehingga mereka bisa tertawa dan bahagia merasakan indahnya lebaran seperti di Indonesia” ungkap Siti Fatimah yang juga selaku penyelenggara acara ini.
Acara KIDSFEST 2015 di Kyoto ini berlangsung sangat meriah dan diikuti anak dari berbagai negara yang berdomisili di wilayah Kansai yakni meliputi Kyoto, Shiga, Kobe dan Osaka. Walau sebagian besar peserta adalah anak Indonesia, namun ada juga peserta yang merupakan anak Jepang,Palestina dan Mesir. Sehingga acara ini menjadi unik lantaran bahasa yang digunakan menjadi beragam.
“Kami tidak perkirakan hal ini terjadi, kami pikir dengan bahasa Indonesia dan Inggris saja cukup, rupanya diperlukan bahasa Jepang dan Arab”.
Acara diisi dengan lomba mewarnai dan menggambar dengan tema “Lebaran”. Tema ini dipilih dalam rangka men-syiar-kan suasana lebaran di Jepang. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa peserta khususnya anak-anak Jepang yang bukan beragama islam.
Yang istimewa juga adalah, panitia menghadirkan salah satu pemenang International Manga Award tahun 2013, yaitu M. Fathanatul Haq untuk menjadi juri pada lomba menggambar ini. Ajang selanjutnya adalah lomba hafalan qur’an untuk kategori anak kecil dan sedang. Banyak kejutan yang terjadi semisal banyak anak yang memilih membaca surat-surat panjang di juz 30. Beberapa juri menuturkan mereka terharu saat melihat anak-anak tersebut berlomba membaca Al Qur’an.
“Ini hebat, mereka lama tinggal di Jepang dan hanya di ajari oleh ibunya di rumah,” ungkap seorang juri bernama Hidayat Panuntun. Dalam event juga ditampilkan dua orang hafidz kecil yang bernama Ghayda Fauziah dan Azzam Zahidan yg sudah hafal juz 30 dalam usia 7 tahun.
Dalam event ini, panitia juga menggandeng komunitas anak jepang (JAFORE) untuk mengisi acara sulap dan membaca buku.
“Kami tahu anak-anak ini sudah lama di Jepang, sehingga menghadirkan budaya Jepang dalam dalam acara ini dirasa sangat sesuai dan menyenangkan” kata Agus Nugroho, salah satu konseptor event ini. Acara di akhiri dengan pembagian medali untuk para pemenang dan pembagian doorprize dan hadiah kepada seluruh peserta.
“Kita ingin jadikan ini sebagai event tahunan dan akan kita buat lebih meriah tahun depan” imbuh Agus. Ia berharap kedepan akan lebih banyak lagi yang berpartisipasi di dalam acara ini.
“Kita akan melakukan pendekatan ke Konjen RI di Osaka dan beberapa komunitas islam besar di jepang setelah ini”. Ia menambahkan bahwa panitia mengucapkkan terima kasih atas dukungan dari KMII Kansai sebagai donator utama serta PPI Kyoto-Shiga dan warga Indonesia di Kansai dan juga dari Masjid Turki di Tokyo (Tokyo Camii Turkiye) yang turut menyumbang Al Qur’an berbahasa jepang dan cemilan khas Turki yang dibagikan gratis dalam acara tersebut.*/Agus Nugroho, M.Com (Extn) Phd Student, Division of Natural Resource Economics Graduate School of Agriculture Kyoto University