Hidayatullah.com- Nahdlatul Ulama (NU) saat ini dirasa sedang mengalami degradasi akidah. Indikasinya banyak warga Nahdliyyin yang meloncat dan terpengaruh aliran-aliran di luar Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Demikian disampaikan Dewan Pakar Aswaja Center Jawa Timur KH. Idrus Ramli atau kerap disapa Gus Idrus saat mendeklarasikan diri sebagai salah satu calon ketua umum PBNU di Media Center Muktamar NU ke-3.
“Pencalonan ini didasari oleh cita-cita besar NU sebagai poros Ahlus sunnah wal Jama’ah di Indonesia dan Dia, dengan pijakan Qonun Asasi Hadrotus Syeikh KH. Hasyim Asyari,” papar Gus Idrus kepada wartawan di Media Center Muktamar, yang berlokasi di SMAN I Jombang, Senin (03/08/2015).
Ia engatakan bahwa pencalonannya didorong oleh keprihatinan para kiai yang merasa kurang diwakili oleh calon yang ada saat ini.
“Pemimpin struktural NU saat ini banyak yang sibuk dengan urusan-urusan yang tidak berkaitan dengan tujuan didirikannya organisasi NU,” jelas Gus Idrus.
Menurutnya, para kiai menilai ada oknum-oknum yang berusaha melakukan pengeroposan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan mengaburkan paham ASWAJA dengan simbol-simbol yang dianggap sama padahal melenceng sangat jauh dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Hal ini menurutnya membuat NU rawan jatuh kepada kepentingan-kepentingan sesaat dan politis. Padahal menurut Gus Idrus, kepentingan politis itu terbatas, sedangkan kepentingan NU tidak terbatas.
Saat ditanya mengenai jumlah dukungan saat ini, Gus Idrus menjawab bahwa sudah memenuhi syarat sebagai calon ketua PBNU. [Baca: KH Idrus Ramli Ingatkan Muktamar Jauhi Kepentingan Sesaat dan Politik]
“Insya Allah kita sudah mencapai kuota. Dari kiai-kiai yang menghubungi kami, sudah terpenuhi,” tegasnya.*/Yahya G. Nasrullah