Hidayatullah.com—Tim investigasi tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa seorang pria, yang menabrakkan mobilnya ke arah pasukan keamanan penjaga sebuah masjid di selatan Prancis pada Hari Tahun Baru, terkait dengan kelompok teroris. Demikian dikatakan kejaksaan setempat hari Sabtu (2/1/2016).
“Kami tidak memiliki bukti-bukti yang mengindikasikan tindakan itu adalah aksi terorisme,” kata jaksa Alex Perrin kepada para reporter seperti dikutip Reuters. Perrin mengatakan pria berusia 29 tahun itu warganegara Prancis keturunan Tunisia yang sepertinya bertindak sendirian. “Dia dilaporkan berteriak ‘Allahuakbar’, yang menunjukkan semacam elemen keagamaan.”
“Ketika dibekuk, dia mengaku ingin membunuh tentara karena tentara membunuhi orang-orang,” imbuh jaksa itu. “Dia mengatakan dirinya ingin mati di tangan tentara.”
Jaksa menambahkan, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
Seorang tentara mengalami luka ringan di kaki dan seorang pria (Muslim) pelintas jalan terkena peluru nyasar akibat ulah pelaku, yang sengaja mengarahkan laju kendaraannya ke sejumlah personel keamanan yang sedang berjaga di sekitar sebuah masjid di kota Valance, kata Kementerian Dalam Negeri Prancis dan Kementerian Pertahanan Prancis dalam pernyataan bersama menyusul kejadian itu.
Prancis memasang status siaga sejak sekelompok orang melancarkan serangan berantai di ibukota Paris pada 13 Nopember 2015, yang menewaskan 130 orang. Polisi dan tentara ditempatkan di sejumlah tempat yang dianggap sensitif dan rentan menjadi target serangan.*