FOTO-foto dan video seorang imam di Istanbul yang membuka masjidnya bagi kucing liar dan anak-anaknya ketika musim dingin menerpa kota tersebut menarik perhatian di sosial media baru-baru ini.
Foto kucing di beberapa tempat yang dirawat menjadi terkenal di sosial media dan ini membuktikan tidak adanya pengecualian.
Baca: [Berita Foto] Imam Masjid di Turki Pencinta Kucing
Tetapi bagi orang yang mengenal Istanbul, cinta dan penghormatan yang diperlihatkan terhadap kucing oleh penduduk kota ini bukanlah merupakan sebuah kejutan.
Jika diadakan sebuah kontes untuk menentukan ibukota dunia bagi kucing, Istanbul tentu dapat menjadi pesaing utama gelar tersebut. Hampir di semua gang dan sudut jalan terdapat beberapa kucing dan hampir seluruhnya dirawat dengan baik.
Agama, budaya dan sikap yang benar berada di balik hubungan cinta antara penduduk Istanbul dan kucing mereka.
Mustafa Efe, imam yang mempublikasikan foto-foto kucing tersebut tidak menyangka bahwa itu akan menarik banyak perhatian dan mengatakan apa yang dia lakukan merupakan kewajiban semua muslim.
“Kepercayaan kami semuanya tentang kasih sayang dan ampunan. Penerimaan terhadap binatang merupakan salah satunya,” kata Efe pada Middle East Eye Januari lalu.
“Agama kami menyuruh kami untuk menyayangi apapun di bumi, bahkan sesuatu yang kita anggap berbahaya seperti ular; jadi memberikan tempat tinggal bagi kucing bahkan tidak dapat dibandingkan.”
“Kucing tidak dianggap najis dalam Islam jadi membiarkan mereka tinggal di masjid sepenuhnya tidak masalah,” dia menambahkan.
Kisah tentang afinitas Nabi Muhammad pada kucing tidak diragukan lagi memainkan peran dalam status tinggi yang dinikmati kucing di kota yang mayoritas beragama Islam. Salah satu kisah yang dikutip adalah bagaimana nabi lebih memilih menyobek lengan jubahnya daripada mengganggu kucing yang sedang tertidur dan kisah lain menceritakan bagaimana seekor kucing menyelamatkan nabi dari gigitan ular.
Budaya lokal
Tindakan itu tidak hanya karena ketaatan Muslim di masjid Istanbul yang memperlakukan kucing sebagai raja.Terdapat beberapa kedai kopi kecil dan toko teh di seluruh kota yang memiliki tempat tersendiri bagi kucing yang terkadang bisa ditemukan di dekat tempat duduk terbaik di tempat itu. Bahkan pembeli dan pemilik sama-sama tidak berpikir untuk mengganggu kucing-kucing itu. Mereka akan mencari tempat duduk lain.
“Hanya mereka yang mendapat pelayanan di tempat ini,” kata Gulsun Sozeri, menunjuk pada tiga atau empat kucing yang sedang berbaring. Dia bekerja pada sebuah kafe prasmanan kecil di salah satu lingkungan trendi kota itu.
“Kami hanya memiliki beberapa meja dan kursi. Kadangkala kucing-kucing itu mengambil satu sampai dua meja yang paling banyak terkena sinar matahari,” Sozeri mengatakan pada MEE. “Tidak ada yang merasa terganggu. Pembeli maupun kami tidak berusaha untuk memindahkan mereka. Mereka hanya berada di sini.”
Sozeri mengatakan meskipun kafe itu telah kehilangan beberapa pelanggan yang alergi kucing, kafe juga mendapat lebih banyak pelanggan karena kehadiran kucing-kucing itu.
“Ketika kucing-kucing sedang dalam mood bermain mereka memberikan banyak hiburan bagi pelanggan tetap,” kata dia. “Setelah melihat kucing-kucing itu, para pecinta kucing seringkali ingin mampir bahkan jika sebelumnya mereka tidak merencanakan hal itu.”
Mengelola populasi liar
Apa yang menimpa anjing liar kota sepenuhnya berbeda. Jangankan disukai banyak orang, status mereka bahkan tidak mendekati status tinggi yang dinikmati oleh kucing. Dan mereka kadangkali menjadi sasaran perlakuan kejam oleh pemerintah kota dan pihak lain.
Suleyman Akif, seorang sukarelawan paruh waktu pada sebuah penampungan hewan di Istanbul, mengatakan itu merupakan afinitas bagi kucing diantara orang kebanyakan yang berarti hanya sedikit kucing yang membutuhkan perawatan di penampungan mereka.
Dia mengatakan salah satu alasan sehingga itu terjadi adalah karena perawatan anjing lebih sulit.
“Orang-orang menggunakan anjing sebagai peliharaan atas desakan anak-anak mereka tanpa memperdulikan berapa banyak pekerjaan yang dibutuhkan untuk merawat mereka. Kucing lebih banyak merawat diri mereka sendiri dan tidak membutuhkan banyak perhatian,” kata Akif pada MEE. “Yang kemudian anda lihat adalah sisi buruk orang-orang yang seringkali melepas anjing mereka ke jalan ketika merawat mereka terbukti rumit bagi mereka.”*/Nashirul Haq AR (BERSAMBUNG)