Muslimah Kupang ini berdekat-dekat dengan al-Qur’an dimana saja.
Bagikan
“KALAU penghafal (al-Qur’an) dari Jawa Barat, Jawa Timur, atau umum dari Pulau Jawa bahkan Kalimantan, itu sudah biasa. Tetapi penghafal itu lahir dari NTT atau dari asrama ini, maka itu baru luar biasa.”
Demikian disampaikan CEO Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Wahyu Rahman, saat mengisi acara Halal Bi Halal di depan Asrama Tahfidz Al-Lathif, Batakte, Kupang Barat, NTT, beberapa waktu lalu.
Di Kupang, terkenal dengan sebutan Kota Kasih, masih jarang ditemukan para penghafal al-Qur’an yang dicetak langsung dari dan untuk NTT. Diketahui bahwa rata-rata penghafal al-Qur’an didatangkan dari Pulau Jawa dan sekitarnya.
[Foto: Adianto]Tergerak dari masalah tersebut, bekerja sama dengan sebuah pesantren, BMH Perwakilan NTT menghadirkan Asrama Tahfidz Al-Lathif.
Belajar dengan suasana lingkungan yang asri. [Foto: Adianto]Dengan segala keterbatasan, program ini masih terus membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Demi memenuhi cita-cita lahirnya para penghafal al-Qur’an lokal. Saat ini, beberapa santriwati khusus sudah menghafal hingga 8 Juz.
Mengangkat air untuk keperluan harian. [Foto: Adianto]Kegiatan mereka di asrama tak cuma berdekat-dekat dengan al-Qur’an, tapi juga beraktivitas lain layaknya santri pada umumnya.*/ Muhammad Adianto