Hidayatullah.com—Polisi moral di Iran telah menangkap 8 orang terkait publikasi gambar-gambar model wanita tak berkerudung di situs Instagram.
Dilansir Deutsche Welle dari media lokal hari Senin (16/5/2016), selain delapan orang yang ditangkap karena difoto tanpa kerudung atau mempublikasikan foto model wanita tak berkerudung, gugatan kriminal juga dilayangkan atas 21 orang lainnya.
Kepala pengadilan kasus-kasus kejahatan siber Iran mengatakan di layar televisi lokal bahwa 170 orang telah diidentifikasi laman Instagram-nya, terdiri dari 58 orang model, 59 fotografer dan 51 pengelola salon kecantikan.
Kami mendapati bahwa sekitar 20 persen akun Instagram Iran dikelola oleh kalangan modeling,” kata Javad Babaei hari Ahad (15/5/2016).
Penangkapan itu dilakukan sehari setelah model Elham Arab, yang dikenal kerap tampil memamerkan rambut pirangnya dengan pakaian terbuka, berbicara di layar televisi di depan jaksa Abbas Jafari Dowlatabadi.
“Semua orang menyukali keindahan dan ketenaran,” kata Arab dengan mengenakan hijab lengkap berwarna hitam. “Mereka senang dilihat, tetapi penting untuk mengetahui berapa harga yang harus mereka bayar agar bisa dilihat,” kata Arab menyinggung resiko yang akan dihadapi seorang perempuan jika berani tampil tanpa hijab atau kerudung di negeri Syiah itu.
Tidak jelas tuduhan apa yang dikenai atas perempuan yang berprofesi sebagai model itu. Akun Instagramnya sudah tidak lagi dapat diakses.
Di Iran, semua wanita harus menutup rambutnya, meskipun banyak di antara mereka yang berusaha melanggar aturan tersebut baik secara sembunyi-sembunyi, setengah berani atau terang-terangan.
Iran memblokir Facebook, YouTube dan banyak situs online lainnya. Namun, warga Iran tidak sedikit yang mengambil jalan lain untuk tetap bisa mengakses situs-situs yang diblokir itu dengan menggunakan VPN (virtual private network). Pembangkangan online dipantau secara ketat oleh salah satu cabang dari Korps Garda Revolusi Iran, aparat keamanan yang paling ditakuti di Iran.
Ketika Hassan Rouhani mencalonkan diri sebagai presiden, banyak warga Iran yang memilihnya dengan harapan politisi dan tokoh Syiah liberal itu akan membuat perubahan dengan melonggarkan sejumlah peraturan yang dianggap mengekang masyarakat. Namun, kewenangan Rouhani, yang akhirnya terpilih menjadi presiden menggantikan Mahmud Ahmadinejad, dibatasi oleh kewenangan lebih tinggi dari petinggi-petinggi spiritual Syiah yang merupakan pemegang kekuasaan sesungguhnya di negeri Persia itu.*