Hidayatullah.com—Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran dengan alasan negara Syiah itu membahayakan keamanan dan perdamaian di kawasan Teluk.
Kementerian Luar Negeri Maladewa mengatakan kebijakan-kebijakan Iran di Timur Tengah “membahayakan perdamaian dan keamanan di kawasan itu,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dilansir AFP, dalam pernyataan yang dirilis Selasa malam (17/5/2016) kementerian mengatakan bahwa negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran karena stabilitas Teluk “juga berkaitan dengan stabilitas, perdamaian dan keamanan Maladewa.”
Negara kepulauan di kawasan Samudera Hindia itu secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 1975 atau sebelum revolusi kaum Syiah, walaupun tidak memiliki kedutaan maupun konsulat di negara itu.
Meskipun demikian, bulan lalu Presiden Maladewa Abdulla Yameen menerima duta besar Iran untuk kawasan Samudera Hindia, Mohammed Zaeri Amirani, yang berbasis di Kolombo ibukota negara Sri Lanka.
Setelah pertemuan itu Yameen mengatakan berharap kedua negara dapat mempererat hubungannya dan Maladewa, yang memiliki 340.000 penduduk Muslim (Sunni), dapat mulai mengimpor minyak dari Iran.
Bulan Januari lalu Arab Saudi memutus hubungan diplomatiknya dengan Iran. Tindakan Riyadh itu diambil setelah warga Iran membakar kedutaan Saudi di Teheran menyusul eksekusi tokoh Syiah Saudi terdakwa terorisme, Nimr Al-Nimr. Langkah Saudi itu kemudian diikuti sejumlah negara mayoritas berpenduduk Muslim lainnya.
Sikap keras terhadap Iran yang diambil Maladewa belakangan sejalan dengan sikap negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam yang belum lama ini bertemu di Istanbul, Turki. Baca berita sebelumnya:Resolusi Istanbul Himbau Fokus Palestina, Kutuk Intervensi Iran dan Hizbullah di Kawasan
Maladewa, yang tercoreng pamornya sebagai tujuan wisata bulan madu terpopuler akibat perselisihan politik beberapa tahun belakangan, dikabarkan mencari bantuan $100 juta dari Riyadh untuk proyek perluasan bandara utamanya. Arab Saudi baru-baru ini kabarnya berjanji memberikan bantuan dana $50 juta untuk proyek perumahan militer di Maladewa, lapor situs berita Maldivesindependent.com*