Oleh: Ady Amar
Hidayatullah.com | Persoalan yang dihadapi Presiden Jokowi akhir-akhir ini tentu beragam persoalan, dan tentu pastilah menyita pikirannya. Itu hal wajar, bagaimana tidak?
Mulai ekonomi nasional dimasa pandemi yang terjun bebas, hutang menumpuk yang tembus Rp 6 ribu triliun. Ditambah penderita Covid-19, yang tembus 1 juta lebih.
Pak Yusuf Kalla bahkan memprediksi, bahwa pada bulan April penderita covid akan tembus 2 jutaan orang. Peningkatan jumlah penderita luar biasa.
Jumlah penderita Covid-19 makin besar, maka beban negara makin berat. Dan juga penyediaan fasilitas ruang Rumah Sakit yang sulit bisa dipenuhi.
Juga Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) pun sudah dicanangkan, tapi belum bisa dilihat hasilnya. Tidak tampak antusias masyarakat meresponsnya.
Baca: Mau Tahu Isi Pertemuan Anies-Prabowo? Nih Bocoran Analisanya
Ditambah bencana alam yang susul menyusul. Belum selesai penanganan satu bencana ditangani, muncul bencana lainnya. Seperti tidak ada jedahnya. Apa gak puyeng?
Beban pikiran yang berat, itu bisa jadi yang menyebabkan bobot badan Presiden Jokowi tampak tidak nambah-nambah, bahkan cenderung tampak makin tipis.
Itu jika dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya, mulai dari Soekarno sampai SBY yang cenderung bobot badannya bertambah seiring berjalannya waktu.
Tubuh Presiden Jokowi ini memang atletis, karenanya mudah bergerak lincah. Bobot tubuhnya cenderung tidak mau nambah. Entah tidak bakat gemuk, atau sebab beban pikiran yang berat… Wallahu a’lam.
Satu hal yang jelas, tubuh seperti Pak Jokowi, itu memang jauh lebih sehat, ketimbang tubuh gemuk. Karenanya, akan jauh dari penyakit.
Baca: Mengolok Buzzer, Tertampar Ganjar, Anies Pun Seolah Diperhadapkan
Sang Penghibur
Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, memiliki pribadi yang sumeh menyenangkan. Ia pandai menghibur Presiden Jokowi, di tengah kesuntukannya.
Itu ditunjukkan saat memberi kata sambutan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2021, di Istana Negara, Selasa (9/2/2021).
Anies secara khusus menyampaikan pencapaiannya terkait kemacetan di wilayah ibu kota. Ini katanya:
“Jakarta pada tahun 2020 ini keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia, kalau urusan kemacetan kita ingin keluar dari 10 besar…
Di tahun 2017, Jakarta urutan 4 kota termacet di dunia, 2018 menjadi nomor 7, 2019 nomor 10, dan di tahun 2020 rangking 31,” katanya.
Anies menyampaikan itu tentu ingin berbagi kebahagian, khusunya pada Presiden Jokowi. Dan pada insan pers yang juga tentu merasakan Jakarta yang lebih ramah dan nyaman.
Anies mampu mengharumkan Indonesia di tingkat manca negara, tidak bisa dipungkiri. Tentunya prestasi itu akan membuat bapak presiden senang penuh suka cita.
Baca: Pak Ganjar Gak Perlu Resah, Anda Kan Bukan Pak Anies
Kehadiran Anies Baswedan di mata Presiden Jokowi, itu bisa jadi semacam seteguk air di padang tandus, air yang mampu menghilangkan dahaganya.
Presiden Jokowi tentu berharap sokongan para gubernur lain yang trampil, yang mampu mengukir prestasi tingkat dunia. Anies sudah mencontohkannya.
Prestasi yang didapat Anies Baswedan pastilah mengharumkan nama negeri, yang kebetulan saat ini dipimpin Presiden Jokowi.
Anies memang “sang penghibur” yang setidaknya bisa memenuhi harapan akan janji Pak Jokowi saat kampanye dulu.
Janji itu adalah, “Jika menjadi presiden, akan lebih mudah menjadikan Jakarta bebas macet dan banjir”.
Dan janji kampanye Pak Jokowi, itu setidaknya bisa dipenuhi oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Tentu itu atas arahan dan petunjuk bapak presiden.
Memang sih kemacetan masih ada, belum benar-benar bebas macet. Banjir pun masih dijumpai meski tidak seekstrem tahun-tahun lalu.
Maka, terus dan terus berprestasilah Pak Anies, agar semua warga Jakarta hidup bahagia… dan tentu akan buat Pak Presiden Jokowi ikut bahagia. (*)
Kolumnis, tinggal di Surabaya