Hidayatullah.com– Provinsi-provinsi China menghabiskan dana lebih dari £42,8 miliar (1 pound sekitar 18.283 rupiah) untuk penanggulangan pandemi Covid-19 pada tahun 2022 saja, menurut data yang dirilis pemerintah-pemerintah daerah. Angka itu diperkirakan masih akan membengkak disebabkan pandemi penyakit baru itu menghantam perekonomian China dengan telak.
Meskipun statistik nasional belum tersedia, sedikitnya 20 dari 31 provinsi China sudah merilis jumlah dana yang mereka habiskan untuk penanggulangan pandemi Covid-19, lapor The Guardian Rabu (15/2/2023).
Menurut data yang dipublikasikan, provinsi di bagian selatan Guangdong, yang merupakan tempat tinggal bagi 127 juta orang dan merupakan provinsi dengan perekonomian terbesar di China, menghabiskan dana paling banyak. Pada 2022 Guangdong membelanjakan 71,1 miliar yuan (£8,6 miliar) untuk sejumlah kebijakan seperti vaksinasi, tes Covid, tunjangan sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi. Angka itu naik lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara sekitar 0,6% GDP provinsi itu pada 2022.
Beijing menghabiskan 26,4 miliar yuan, terutama untuk pengendalian dan pencegahan epidemi, setara dengan sekitar 111% dari anggaran perawatan kesehatan kota untuk tahun 2022.
Before the pandemic, China spent about 5% of its GDP a year on healthcare.
Shanghai, pusat keuangan negara itu, menghabiskan 16,8 miliar yuan untuk tindakan pencegahan Covid, termasuk pembangunan rumah sakit sementara. Lockdown secara total selama dua bulan di Shanghai menghantam perekonomian kota, yang berkontraksi sebesar 0,2% pada tahun 2022.
China meninggalkan kebijakan nol-Covid pada bulan Desember 2022. Sekarang negara itu sedang mencoba untuk menghidupkan kembali perekonomiannya, yang tumbuh hanya 3% pada tahun 2022, turun dari 8,4% pada tahun 2021, menurut data statistik resmi.
Pada 8 Januari, China membuka kembali perbatasannya untuk perjalanan internasional, menghapus kewajiban karantina bagi orang yang datang dari luar negeri. Pemerintah juga mengumumkan langkah-langkah untuk mempermudah perusahaan properti menggalang pembiayaan setelah investasi pada 2022 turun 10%, penurunan pertama sejak pencatatan dimulai. Bukan main-main, industri real estat menyumbang hampir seperempat dari PDB China pada tahun 2021.*