Hidayatullah.com—Foto wajah Ketua DPR RI Puan Maharani kembali diedit oleh mahasiswa. Setelah sebelumnya ada tikus berkepala Puan, kini wajah Puan ditempel pada tubuh monster dalam serial anime Attack on Titan.
Animasi itu dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Universitas Andalas. Gambar editan itu diunggah oleh BEM KM Universitas Andalas melalui akun Instagramnya.
Dalam gambar yang diunggah, mereka menggunakan poster Attack on Titan Final Season Part III. Gambar ini sebagai aksi protes sebagai bentuk kekecewaan disetujuinya PERPPU Cipta Kerja menjadi Undang-undang.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo, KM Unand!. Pada Selasa, 21 Maret 2023 Dewan Pengkhianat Rakyat (DPR) menyetujui PERPPU Cipta Kerja menjadi Undang-Undang. PERPPU yang diterbitkan oleh Jokowi dengan melanggar ketentuan UUD dan berasal dari UU yang dinyatakan cacat oleh MK, malah disetujui oleh Dewan Penghianat Rakyat,” demikian teks di intagramnya.
“Hanya ada satu kata kepada penghianat rakyat dan pembangkang konstitusi.
Lawan! Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Perempuan Indonesia!,” demikian teks yang ditandatangani Presiden Mahasiswa Yodra Muspierdi dan Wakil Presiden Mahasiswa Nuzrafil Ardan.
![](https://hidayatullah.com/wp-content/uploads/2023/03/ilustrasi-Puan-Maharani-BEM-UNAND.jpg)
Sebelum ini, BEM UI telah mengunggah video animasi dengan menampilkan gedung kura-kura DPR terbelah lalu muncul tikus. Tak lama kemudian wajah Puan Maharani ukuran besar muncul dengan berbadan tikus.
Video animasi juga memplesetkan kepanjangan DPR menjadi Dewan Perampok Rakyat.
Sementara itu, anggota DPR sekaligus politikus PDI-Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai tindakan BEM UI “terjebak pada isu murahan”.
“Kalau hanya mengumpat, disertai dengan kata-kata atau diksi yang tidak pada tempatnya, tentu akan membuat orang berpikir, ‘apa ini, mahasiswa kok terjebak isu murahan seperti ini’,” kata Hendrawan.
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini bahkan menuding narasi yang dipublikasikan oleh BEM UI “mirip dengan LSM yang didanai asing dan kelompok anti-pemerintah”.*