Hidayatullah.com– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hari Senin (24/4/2/23), mengatakan telah memecat seorang dokter staf seniornya yang terkait sedikitnya 3 kasus pelanggaran seksual.
Dokter asal Fiji bernama Temo Waqanivalu telah diberhentikan dari WHO menyusul temuan pelanggaran seksual berkaitan dengannya dan proses disipliner terkait,” kata Marcia Poole kepada AFP melalui email.
Dalam emailnya, Poole menekankan bahwa “pelanggaran seksual dalam bentuk apa pun oleh siapa pun yang bekerja untuk WHO – baik itu sebagai staf, konsultan, mitra – tidak dapat diterima.”
“Kami mendorong semua orang yang mungkin terdampak oleh pelanggaran seksual untuk melapor melalui mekanisme pelaporan rahasia kami,” imbuhnya.
Laporan Associated Press pada bulan Januari menyebut nama Temo Waqanivalu sebagai tersangka pelaku pelecehan seksual yang terjadi saat penyelenggaraan World Health Summit di Berlin pada Oktober 2022.
Seorang dokter muda asal Inggris, Rosie James, berkicau di Twitter bahwa dirinya menjadi korban serangan seksual oleh seorang staf WHO dalam pertemuan tersebut, menyinggung janji WHO sebelumnya untuk melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus seksual yang melibatkan stafnya.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sendiri menanggapi cuitannya, mengatakan dia “ngeri” dengan tuduhan itu dan menawarkan bantuan pribadi, menekankan bahwa badan yang dipimpinnya “tidak mentoleransi pelanggaran seksual.”
Laporan Associated Press tersebut juga mengatakan bahwa Waqanivalu sebelumnya pernah dituduh melakukan pelanggaran seksual serupa pada 2018, tetapi tidak ada konsekuensi terhadap karirnya.
Pada awal bulan ini, Financial Times mengatakan sudah mengungkap tuduhan ketiga terhadap pejabat tinggi di divisi penyakit tidak menular WHO itu, kasus yang terjadi pada 2017.*