Hidayatullah.com– Merek-merek fesyen dan barang mewah Prancis serta kalangan lifestyle startups semangat membidik pasar anak muda dan melek digital di negara-negara kawasan Teluk Arab.
Hal itu diungkapkan para pembicara dalam sebuah panel diskusi yang digelar hari Rabu (14/6/2023) di Paris, sebagai bagian dari acara Vision Golfe 2023 yang digelar pada tanggal 13 dan 14 Juni.
Para panelis mengatakan produk-produk gaya hidup, merek-merek kosmetik dan fesyen serta barang mewah Prancis sudah populer di kalangan penduduk negara-negara Teluk Arab. Namun, popularitasnya masih bisa lebih ditingkatkan lagi terutama di kalangan generasi muda.
Dipandu oleh Aby Sam Thomas, pemimpin redaksi majalah Entrepreneur Middle East, diskusi panel itu menghadirkan sejumlah eksekutif papan atas merek-merek barang mewah dan ternama serta perusahaan marketing, dengan sokongan dari kementerian terkait.
“Pasar kawasan Teluk sangat luas dan beragam. Bernilai sekitar $12 miliar,” kata Geoffroy Bunetel, kepala staf dari presiden Grup Chalhoub.
Dia mengatakan perusahaannya merupakan pioner dalam produk mewah di kawasan Teluk Arab, dan pengalamannya mengajarkan agar perusahaan-perusahaan Prancis hendaknya memberikan perhatian terhadap pasar di kalangan generasi muda Arab yang sangat melek digital dan pengguna media sosial.
Para panelis mengatakan bahwa merek-merek Prancis sangat populer di Jeddah, Dubai dan Doha.
“Di Dubai, produk Prancis sangat dicari dan sangat laku,” kata Noor Al-Tamimi, anggota dewan Dewan Pengusaha Wanita Abu Dhabi.
Al-Tamimi mengatakan konsumen di negara-negara Teluk memiliki “nafsu nyata untuk produk-produk mewah Prancis.”
“Merek-merek Prancis dianggap sebagai produk dengan kualitas sangat baik dengan harga tinggi,” imbuh Al-Tamimi, seperti dikutip Arab News.
Menurut para panelis, produk Prancis biasanya dibeli konsumen Arab di butik-butik barang mewah yang tersebar di kota-kota besar seperti Jeddah, Dubai, atau Doha.
“Di Arab Saudi, 60 persen konsumen melakukan pembelian di pusat perbelanjaan (mall),” kata Meshaal bin Omairh, CEO Abdullah Al Othaim Investment Co.
Sebanyak 25 persen dari pembelian merupakan produk fesyen, imbuhnya.*