Hidayatullah.com– Presiden wanita pertama Peru, Dina Boluarte, tersandung skandal korupsi setelah diketahui dia memiliki koleksi jam tangan Rolex dan perhiasan mewah.
Hari Senin (1/4/2024) dia melantik enam menteri baru, setelah beberapa menterinya mengundurkan diri menyusul laporan bahwa dia memiliki koleksi jam dan perhiasan mewah senilai $502.700 meskipun hanya memiliki gaji bulanan sekitar $3.320 sebagai presiden.
Skandal “Rolexgate” terus menyelimuti pemerintahan Boluarte beberapa hari setelah polisi mendobrak pintu depan rumah kediamannya di kota Lima pada Jumat pekan lalu untuk mencari jam-jam mewah koleksinya. Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Peru pintu rumah seorang presiden yang sedang menjabat didobrak paksa oleh polisi.
Setelah melakukan investigasi bulan lalu, pihak kejaksaan memerintahkan dilakukannya penggeledahan terhadap rumah Boluarte, setelah dia mengatakan terlalu sibuk untuk menghadiri pemeriksaan pekan lalu. Wanita itu tidak dapat menjelaskan asal-usul tiga jam mewah, termasuk salah satunya yang bernilai belasan ribu dolar, serta barang mewah lain seperti gelang merk Cartier yang bernilai puluhan ribu dolar.
Hari Sabtu (30/3/2024) didampingi jajaran menterinya, dalam pidato yang disiarkan televisi Boluarte mengklaim dirinya korban sebuah rencana busuk, dia membantah tuduhan yang menyebut dirinya “korup dan pencuri”.
Skandal bermula ketika La Encerrona, sebuah kanal podcast berita yang populer di Peru, menganalisis 10.000 gambar yang diunggah di akun Flickr milik presiden wanita itu. Ribuan gambar tersebut mengindikasikan bahwa Boluarte memiliki koleksi jam tangan dan perhiasan mewah.
“Ini tidak mengejutkan bagi rakyat Peru,” kata Alvaro Henzler, ketua Transparencia Perú, sebuah LSM anti-korupsi.
“Kami tidak tahu dia korup, atau tidak. Namun, kami mengetahui dia tidak berkata jujur.”
“Hari ini, kami berada di poin terendah penilaian kinerja presiden dan kongres kurun 30 tahun terakhir,” kata Henzler, yang disebutnya sebagai tanda kematian perlahan demokrasi di Peru, lansir The Guardian Selasa (2/4/2024).
Hanya 14% warga Peru yang meyakini bahwa negaranya berada di jalur yang benar, sementara 86% mengatakan negara sedang berjalan ke arah yang salah, menurut survei Ipsos.
Hari Senin, para wakil rakyat dari partai Boluarte sebelumnya menandatangani petisi untuk pemakzulannya dari kursi presiden demgan alasan “inkapasitas moral permanen” alias tidak bermoral.
Namun, para analis berkeyakinan bahwa pakta politik yang dibuat oleh Boluarte dengan blok sayap kanan sepertinya akan mengamankan jabatannya sampai 2026.*