Hidayatullah.com—Tindakan penjajah ‘Israel’ yang menggerebek dan menutup kantor berita Al Jazeera di Baitul Maqdis (Yerusalem) mendapat kecaman kepala badan media tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).
Penutupan ini diyakini kali pertama dalam sejarah ‘Israel’ memaksa penutupan kantor media asing.
Walid Omari, pimpinan Al Jazeera di wilayah pendudukan dan Palestina menggambarkan tindakan Zionis sebagai upaya memblokir informasi mengenai kejahatan ‘Israel’ di Gaza dari dunia luar, katanya kepada Reuters.
Al Jazeera menambahkan, hal ini jelas merupakan upaya ‘Israel’ untuk mencegah masyarakat mengetahui apa yang terjadi di Gaza, Tepi Barat atau di ‘Israel’ sendiri.
Kabinet Perdana Menteri Netanyahu sebelumnya menyatakan menutup operasi Al Jazeera karena mengklaim stasiun tersebut bertindak sebagai ‘corong’ Hamas dan mengancam keamanan nasional ‘Israel’.
Kemudian, mereka dengan suara bulat memilih untuk menutup jaringan berita tersebut selama perang di Gaza terus berlanjut. Al Jazeera, yang meliput agresi ‘Israel’ sepanjang waktu, dengan berita-berita eklusif yang tidak dimiliki media lain. Hal ini menjadikan penjaah gerah dan melakukan aksi pemblokiran.*