Hidayatullah.com– Peretas dikabarkan memcuri data pribadi 500 juta pengguna Ticketmaster.
Kelompok peretas ShinyHunters diduga meminta uang tebusan $500.000 supaya data tersebut tidak dijual ke pihak-pihak lain.
Website Ticketmaster di Amerika Serikat, salah satu platform penjualan tiket online terbesar di dunia, belum mengkonfirmasi perihal peretasan tersebut, lansir BBC Kamis (30/5/2024).
Sementara itu Departemen Dalam Negeri Australia sedang mengontak pihak Ticketmaster guna memahami apa yang terjadi.
Sejumlah kabar mengatakan kelompok hacker itu mendapatkan nama, alamat, nomor telepon dan sebagian detail pembayaran 560 juta pengguna Ticketmaster di seluruh dunia.
FBI dikabarkan menawarkan bantuan kepada pihak berwenang Australia, kata seorang jubir Kedutaan AS kepada AFP.
ShinyHunters merupakan pelaku sejumlah aksi peretasan data yang menyebabkan kerugian jutaan dolar perusahaan yangvmenjadi targetnya.
Pada bulan September tahun lalu, hampir 200.000 pengguna Pizza Hut di Australia diretas data pribadinya.
FBI tidak berhasil melumpuhkan domain yang dipakai oleh para peretas.
Ini bukan pertama kalinya Ticketmaster mengalami masalah gangguan keamanan data penggunanya.
Pada 2020, Ticketmaster mengaku melakukan peretasan terhadap salah satu pesaingnya dan setuju untuk membayar denda $10 juta.
Pada November 2023, Ticketmaster diduga diserang hacker sehingga mengalami masalah dalam penjualan tiket konser Era’s Tour penyanyi Taylor Swift.
Awal bulan Mei, regulator AS menggugat Live Nation, perusahaan induk Ticketmaster, dengan tuduhan menggunakan taktik monopoli guna menguasai pasar industri live music.
Gugatan dari Departemen Kehakiman AS menyebutkan bahwa monopoli yang dilakukan perusahaan itu menebas para pesaingnya, dan membuat harga tiket melangit tetapi pelayanannya kepada pelanggan buruk.*