Hidayatullah.com – Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah terdampak wabah polio (poliomyelitis) atau epidemi polio, sebagai akibat dari perang berkepanjangan penjajah ‘Israel’ dan blokade.
Otoritas kesehatan itu menjelaskan penetapan epidemi itu sebagai akibat perampasan air oleh ‘Israel’, penghancuran infrastruktur sanitasi, penumpukan ribuan ton sampah, kerawanan pangan dan kepadatan penduduk di daerah relokasi yang dipaksakan.
Selain itu, pihak berwenang menemukan virus “CVPV2”, varian virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anak-anak, dalam air limbah di Gubernuran Khan Younis dan Jalur Gaza Tengah.
Setelah menjadi salah satu penyakit anak-anak yang paling mengkhawatirkan, kasus polio menurun drastis ketika vaksin diperkenalkan pada tahun 1950-an, namun, kondisi di Jalur Gaza berisiko meningkatkan kasus yang terkena infeksi berbahaya tersebut.
Oleh karena itu, Kementerian mengatakan bahwa situasi ini tidak hanya mengancam penduduk Jalur Gaza, tetapi juga dapat mengancam negara-negara yang berbatasan.
Kementerian tersebut juga mengatakan bahwa epidemi ini merupakan kemunduran bagi program pemberantasan polio global, karena penyakit ini telah diberantas di Palestina.
Kemenkes di Gaza memperingatkan bahwa program pengendalian epidemi yang diluncurkan dalam kemitraan dengan organisasi internasional, terutama Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), “tidak akan cukup kecuali ada intervensi segera untuk mengakhiri agresi [Israel].”
Di samping menerapkan solusi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan air minum dan produk kebersihan pribadi seperti pembersih dan disinfektan, ada kebutuhan kritis untuk memperbaiki jaringan pembuangan limbah dan membuang berton-ton sampah dan limbah padat yang terakumulasi, Kementerian menjelaskan.
Rumah sakit berjuang untuk mengobati infeksi virus dan bakteri yang meningkat
Dalam konteks yang sama, Dr. Khalil al-Daqran, juru bicara Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa, memperingatkan hari ini tentang virus yang baru ditemukan di Jalur Gaza Tengah. Dia mengatakan bahwa situasi rumah sakit sangat kritis karena meningkatnya jumlah anak yang sakit dan krisis yang memburuk.
Sementara itu, Dr. Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, mencatat adanya wabah penyakit kulit di wilayah tersebut, terutama di kalangan anak-anak, karena infeksi mikroba pada kulit.
Jalur Gaza dan penduduknya telah mengalami penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak penjajah ‘Israel’ melancarkan agresinya. Kampanye pengeboman ‘Israel’ telah menargetkan infrastruktur air dan pembuangan limbah, serta pusat-pusat kesehatan, yang menyoroti penghancuran sistematis ‘Israel’ terhadap layanan-layanan penting dan kehidupan di wilayah tersebut.*