Hidayatullah.com – Sekelompok pemukim Yahudi ‘Israel’ dilaporkan melakukan ritual sapi betina merah di depan kompleks Masjid Al-Aqsa. Ritual itu bertujuan untuk meresmikan pembangunan kuil Yahudi baru di atas Masjidil Aqsha.
Menurut tradisi Yahudi, abu sapi betina berwarna merah sempurna diperlukan untuk ritual penyucian yang akan memuluskan pembangunan kuil ketiga dibangun di Yerusalem.
Kelompok Yahudi radikal menyebut kuil tersebut harus dibangun di dataran tinggi Yerusalem yang mereka klaim sebagai Temple Mount, di mana Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu berada saat ini.
Beberapa Yahudi meyakini bahwa hal ini akan menandakan kedatangan mesias dan bahkan mungkin akhir dunia.
“Para jamaah Bait Suci sekarang mempraktikkan mitzvah (kewajiban agama) sapi merah di depan Temple Mount, yang akan memungkinkan kembalinya kesucian dan ketaatan terhadap semua mitzvah bait suci,” tulis jurnalis Yinon Magal pada hari Selasa, saat mengunggah foto para aktivis dari Temple Institute yang melakukan ritual sapi merah, lansir MEE pada Rabu (07/08/2024).
Pada tahun 2022 ramai kabar tentang kedatangan lima ekor sapi di Israel dari sebuah peternakan di AS yang akan dikorbankan untuk ritual sapi merah betina. Saat ini kelima sapi ditempatkkan di sebuah taman arkeologi di dekat kota Nablus.
Temple Institute mengimpor sapi-sapi betina tersebut dengan tujuan untuk digunakan dalam sebuah ritual setelah bertahun-tahun mencari sapi-sapi yang tidak memiliki cacat, tanpa bulu putih atau hitam.
Penyembelihan sapi-sapi ini di Bukit Zaitun – menurut para pendukungnya – akan membuat orang-orang Yahudi menjadi suci sehingga mereka dapat melakukan ritual dan beribadah di situs Masjidil Aqsa.
Penelitian yang dilakukan oleh seorang profesor di Universitas Bar Ilan memperkirakan bahwa abu dari satu ekor sapi dapat dibuat menjadi air yang cukup untuk 660 miliar penyucian Yahudi.
Namun, yang dipakai dalam ritual kali ini hanyalah foto dari salah satu sapi merah tersebut.
Selama satu abad terakhir, kelompok ekstremis Yahudi – termasuk Temple Institute – telah menyerukan dilakukannya ibadah dan peribadatan Yahudi di Masjid Al-Aqsa, bahkan beberapa di antaranya menganjurkan penghancuran masjid dan pembangunan kembali kuil tersebut.*