Hidayatullah.com– Kepala menteri Kashmir yang diperintah India, hari Ahad (3/112024), mengecam serangan granat di sebuah pasar yang ramai di kota Srinagar, yang menurut laporan polisi dan media melukai beberapa orang.
“Tidak ada pembenaran untuk serangan yang menarget warga sipil yang tidak bersalah,” kata Omar Abdullah dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.
Abdullah tidak menyebutkan berapa orang yang terluka, tetapi seorang polisi senior – yang tidak berwenang berbicara kepada media – mengatakan bahwa sembilan orang terluka, semuanya warga sipil.
Press Trust of India (PTI) melaporkan puluhan polisi dan tentara bersenjata menutup area di sekitar lokasi kejadian.
Hindustan Times mengutip keterangan Tasneem Showkat, seorang dokter SMHS Hospital, mengatakan sedikitnya delapan orang terluka dirawat di rumah sakit itu.
“Korban luka terdiri dari delapan pria dan seorang wanita,” kata Showkat, seraya menambahkan semuanya dalam kondisi stabil.
Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka dari penjajahan Inggris pada tahun 1947.
Sedikitnya 500.000 tentaraa India dikerahkan di Kashmir, memerangi kelompok-kelompok separatis yang muncul sejak 1989. Ribuan orang telah menjadi korban.
Serangan granat itu terjadi sehari setelah tentara India menembak mati tiga tersangka militan dalam dua baku tembak terpisah.
Pada bulan Oktober, sekelompok orang bersenjata menyergap kendaraan militer dan membunuh lima orang, termasuk tiga tentara India.
Peristiwa itu terjadi sepekan setelah tujuh orang ditembak mati di dekat lokasi konstruksi sebuah terowongan jalan penting menuju Ladakh, sebuah darah sempit di dataran tinggi Pegunungan Himalaya yang berbatasan dengan China.
Pemerintah New Delhi kerap menyalahkan Pakistan yang dituduhnya mempersenjatai kelompok pemberontak dan membantu mereka melancarkan serangan, tuduhan yang dibantah Islamabad.*