Hidayatullah.com– Menteri Perdagangan New Zealand Andrew Bayly menyatakan mundur dari jabatannya setelah tidak dapat menjaga tangan dan lidahnya.
Bayly mengundurkan diri setelah mencengkram lengan atas salah seorang stafnya pekan lalu, dalam perilaku yang diakuinya “keterlaluan”.
Dalam konferensi pers hari Senin (24/2/2025), Bayly mengatakan bahwa dirinya “sangat menyesali” insiden tersebut, yang digambarkannya bukan merupakan pertengkaran melainkan “diskusi yang sangat bersemangat”.
Meskipun mengundurkan diri sebagai menteri, Bayly tetap menduduki kursinya di parlemen, lansir BBC.
Pengunduran dirinya tersebut dilakukan setelah pada bulan Oktober 2024 dia mengeluarkan kata-kata kasar terhadap seorang pekerja pabrik minuman anggur, yang disebutnya “pecundang”, dalam suatu kunjungan resmi sebagai pejabat pemerintahan. Tidak hanya itu, dia juga menempelkan jarinya dalam bentuk huruf ‘L’ di dahinya – dan diduga menggunakan kata-kata makian. Bayly kemudian mengeluarkan permintaan maaf kepada publik.
Dalam konferensi pers Bayly mengakui bahwa ada pihak yang melaporkan tindak-tanduknya yang dianggap kurang pantas. Namun, dia menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi.
Perdana Menteri Christopher Luxon kemudian mengatakan dalam konferensi pers hari Senin bahwa Bayly sebenarnya sudah mengundurkan diri pada hari Jumat pekan lalu dan insiden pencengkraman itu terjadi tiga hari sebelumnya yaitu pada tanggal 18 Februari.
Bayly pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen New Zealand pada 2014 sebagai politisi Partai Nasional yang saat ini berkuasa.Menyusul kemenangan Luxon pada akhir 2023, Bayly ditunjuk sebagai menteri perdagangan dan konsumen, menteri usaha dan manufaktur skala kecil, serta menteri statistik.
Sebelum terjun ke politik Bayly bekerja di industri finansial.*