Hidayatullah.com–Kejanggalan pertama adalah klaim polisi terhadap satu kuintal barang sitaan dari gudang Amrozi yang diduga bahan peledak berupa kristal putih dan kristal belerang berwarna kuning, ternyata abu karbit sisa ngelas. Kakak Amrozi, Tafsir dan Ja’far Sodiq menyangkal klaim tersebut karena yang disita polisi adalah abu sisa karbit untuk ngelas. “Sedangkan jok mobil itu asli bawaan L 300 yang selama ini saya gunakan untuk bekerja,” jelas Tafsir. Karena itu, menurut kedua kakaknya, sangat tidak layak kalau itu dijadikan bukti untuk mengaitkan Amrozi menyimpan bahan peledak. “Barang itu biasa dipakai untuk mengelas di bengkel bukan diracik untuk bahan peledak.” Kejanggalan kedua, simpang siur seputar bahan peledak yang diumumkan polisi. Menurut ahli bom dan investigator independen dari Australia, seperti dikutip Republika, Joe Vialls ledakan yang terjadi di Legian, Bali lebih hebat dari sekedar C4. Untuk sekian kalinya jenis bom yang diumumkan berubah-ubah. Mulanya disebut C4 kemudian diokoreksi menjadi RDX dan TNT. Sekarang bom rakitan dengan bahan potasium klorat dan amonium sulfat. “Menduga bom Bali sebagai bom rakitan dan potasium klorat merupakan analisa idiot murni. Amat bodoh dan hanya mungkin dilakukan karena ada tekanan dari luar,” tulis Joe Vialls di situs webnya. Klaim bahwa bahan peledak menggunakan potasium klorat dan amonium nitrat pernah disampaikan oleh Dubes AS di Indonesia Ralph L Boyce beberapa pekan yang lalu. Kejanggalan ketiga, upaya mengaitkan Amrozi dengan Abu Bakar Basyir merupakan sesuatu yang dipaksakan. Bahkan terjadi pernyataan polisi yang saling bertolak belakang. Diberitakan sebelumnya, tim investigasi berusaha mencari kaitan antara Amrozi dengan Abu Bakar Baasyir. “Hingga detik ini belum ada fakta yang cukup untuk mengatakan ada hubungan yang kuat antara Ba’asyir dengan Amrozy,” kata Kapolri. Hal tersebut disampaikan Kapolri usai mendampingi Presiden Megawati meresmikan Monumen Seroja, di kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2002). Namun polisi masih terus ‘berusaha’ mengungkap tabir di balik itu semua. (Har,SN,dtk)