Hidayatullah.com – Sejumlah makam Muslim di sebuah pemakaman dekat Watford menjadi target perusakan yang disebabkan kebencian terhadap Islam atau Islamofobia.
Kabar tentang perusakan makam Muslim di Pemakaman Carpenders Park Lawn di Watford dilaporkan oleh Abbas Merali, anggota dewan untuk Moor Park and Eastbury melalui akun Instagramnya pada Senin (14/04/2025).
Menurut Abbas, makam-makam dan papan nama makam anak Muslim di sana “menjadi sasaran tindakan vandalisme yang memalukan.”
“Tindakan-tindakan keji ini telah menyebabkan kesedihan yang luar biasa bagi keluarga yang sedang berduka dan luka yang mendalam di seluruh komunitas kami,” imbuh Abbas.
Dia mengatakan telah melaporkan aksi Islamofobia itu kepada Polisi Hertforshire dan penyelidikan sedang dilakukan.
Anggota dewan tersebut menambahkan bahwa ia akan menindaklanjuti dengan polisi dan anggota parlemen setempat Gagan Mohindra untuk memastikan “tidak ada yang terlewatkan”.
Namun, sebuah LSM Muslim setempat mengecam respon polisi yang menurut mereka tidak serius.
“Ini jelas bukan hanya tindakan vandalisme, ini adalah serangan Islamofobia dan harus dicatat seperti itu,” kata An-Nisa Society dalam sebuah unggahan di X.
“Kami terus menyuarakan tentang #Islamofobia di Brent/Harrow namun tidak ditanggapi secara serius oleh pihak berwenang,” tambahnya.
An-Nisa melaporkan bahwa pada tahun 2023, walikota Brent, Orleen Hylton, diduga telah “mengabaikan” seorang wanita Muslim yang dilecehkan secara verbal oleh seorang pria di dalam bus Harlesden, dan gagal untuk melakukan intervensi atau melaporkan insiden tersebut.
Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed mengecam serangan tersebut dan menyebutnya aksi Islamofobia yang “meresahkan” dan “keji”.
“Saya tidak dapat membayangkan rasa sakit yang akan ditimbulkan oleh serangan ini terhadap keluarga-keluarga. Saya berharap para pelaku segera diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan,” kata Zara.
Pada bulan Februari, Tell Mama, sebuah lembaga yang memantau kejahatan kebencian anti-Muslim di Inggris, melaporkan bahwa pada tahun 2024 mereka telah menerima hampir 6.000 laporan insiden anti-Muslim – lebih dari dua kali lipat dari dua tahun lalu.
Lembaga itu mengatakan bahwa angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Menurut Tell Mama, kenaikan insiden anti-Muslim diakibatkan sejumlah faktor seperti “wacana publik yang menghasut” dan “narasi-narasi media.”*