Hidayatullah.com—Kebakaran besar yang melanda wilayah barat Yerusalem (Baitul Maqdis), wilayah Palestina yang dicaplok ‘Israel’ sejak Selasa malam menyebabkan menyebabkan lebih 7.000 orang mengungsi, memaksa pemerintah penjajah mengumumkan status darurat nasional pada Rabu, 30 April 2025.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan ‘Israel; mengatakan Kamis (1/5/2025) malam bahwa petugas pemadam kebakaran mulai berhasil mengendalikan kebakaran yang telah melanda perbukitan Yerusalem selama hampir 30 jam.
Pengumuman itu disampaikan beberapa jam setelah jalan dan jalur kereta dibuka kembali dan para pengungsi dari daerah itu diizinkan untuk kembali ke rumah mereka.
Petugas pemadam mengatakan akan terus melanjutkan upada pemadaman kebakaran terbesar dalam sejarah Israel untuk mencegah kebakaran baru muncul.
Jewish National Fund mengatakan akibat kebakaran, memaksa pembatalan sebagian besar perayaan Hari Kemerdekaan (palsu) pada Rabu malam, menghancurkan sekitar 20.000 dunam (5.000 hektar) lahan, yang mana sekitar 13.000 dunam (3.000 hektar) di antaranya adalah hutan, termasuk sekitar 70% dari Taman Kanada di Tepi Barat, wilayah terjajag.
Skala kerusakannya serupa dengan kebakaran Carmel tahun 2010, meskipun kebakaran itu menewaskan 44 orang, sementara kebakaran di perbukitan Yerusalem (Baitul Maqdis), wilayah Palestina yang dicaplok penjajah, tidak menyebabkan cedera serius.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaitkan kebakaran itu dengan pembakaran yang dilakukan warga Palestina, dan secara salah mengklaim bahwa 18 orang telah ditangkap terkait dengan kebakaran itu.
Sementara polisi penjajah mengatakan hanya tiga tersangka yang telah ditangkap sejauh ini, dan media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa penilaian awal oleh dinas pemadam kebakaran menunjukkan bahwa kebakaran itu kemungkinan besar disebabkan oleh pendaki yang lalai, bukan pembakaran.
Sebelumnya diberitakan, api mengamuk membakar lebih dari 12.000 dunam (setara 12 km²) lahan, termasuk hutan dan pemukiman padat yang dihuni penduduk ilegal.
Dinas pemadam kebakaran melaporklan, bahwa korban api juga mengamuk di beberapa daerah di selatan negara itu dan bahwa upaya sedang dilakukan untuk memadamkannya. Antara lain, berkembang di Hutan Malaikat dan di pemukiman Amatzia di wilayah Lakhis.
Kebakaran juga menyebar di Mevo Horon, di sepanjang Jalan Burma menuju Beit Meir, Mesilat Zion, dan dekat sebuah pom bensin di Sha’ar Hagai.
Hingga Rabu malam, dinas pemadam kebakaran mengatakan telah mengerahkan 163 tim pemadam kebakaran di lapangan dan 12 pesawat pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang membakar di sekitar Yerusalem di beberapa titik api utama, termasuk beberapa tempat di Latrun, Neve Shalom, dan Hutan Eshtaol.
Pada konferensi pers di komunitas Eshtaol yang dievakuasi hari Rabu malam, Komandan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Distrik Yerusalem, Shmulik Friedman, memperingatkan bahwa kebakaran di perbukitan Yerusalem “mungkin yang terbesar yang pernah terjadi di negara ini,” dan bahkan belum mendekati titik api yang dapat dipadamkan.
“Kami harus lari meninggalkan mobil di jalan tol karena asap semakin tebal dan api menyambar cepat dari arah perbukitan,” ujar Daniela Weiss, seorang warga Yerusalem Barat yang dievakuasi bersama dua anaknya dikutip AP News.
Kebakaran ini memaksa otoritas menutup jalan utama Highway 1 yang menghubungkan Tel Aviv dan Yerusalem. Banyak kendaraan dibiarkan begitu saja oleh para pengemudi yang panik dan memilih menyelamatkan diri.
Polisi mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan evakuasi pemukiman Neve Shalom dan Nachshon, dan bahwa mereka sekarang mengevakuasi penduduk Bekoa, Mishmar Ayalon dan kompleks Latrun.
Pemukiman Mesilat Zion, Tarum, Gizo, Tzalfon dan Harel, dan pemukiman Mevo Horon juga telah menerima peringatan evakuasi.
Otoritas Pemadam Kebakaran mengatakan bahwa angin kencang bertiup di lokasi yang berkontribusi pada penyebaran api yang cepat, dan pesawat pemadam kebakaran dikirim untuk membantu dari udara.
Polisi menutup Rute 3 dari Persimpangan Nachshon ke Persimpangan Latrun, dan Rute 1 dari Persimpangan Anava ke Sha’ar Hagai – dan meminta masyarakat untuk tidak datang ke daerah tersebut setelah kendaraan terbakar.
Dalam sebuah unggahan video di akun X, yang dulunya bernama Twitter, si jago merah telah mencapai pangkalan militer penjajah di Israel Tengah.
“Api telah melalap sebagian fasilitas tersebut, sementara tentara Israel terjebak di dalam barak mereka,” tulis akun Current Report.
Kebakaran di dekat Yad Lashiryon, Situs Memorial dan Museum Korps Lapis Baja di dekat Latrun di luar Yerusalem, menyebabkan evakuasi.
Situs tersebut, yang dianggap sensitif secara nasional, menampung tank-tank yang dinonaktifkan dan menjadi tempat upacara Hari Peringatan.
Tidak Ada Respon Internasional
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menyatakan pihaknya mengerahkan lebih dari 150 tim pemadam kebakaran, termasuk helikopter dan kendaraan taktis.
“Kami menghadapi salah satu kebakaran paling berbahaya dalam satu dekade terakhir. Koordinasi dengan negara sahabat sangat penting untuk menghentikan penyebaran api,” kata Ben-Gvir dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters.
Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar juga telah meminta bantuan rekan-rekannya di Siprus, Kroasia, Italia dan Yunani dalam memadamkan api di Perbukitan Yerusalem, kata Kementerian Luar Negeri. Menurut dinas pemadam kebakaran, hingga saat ini, belum ada jawaban yang diterima terkait permintaan bantuan.
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Dugaan sementara mengarah pada kelalaian manusia di tengah suhu tinggi dan kelembapan rendah yang ekstrem.
Kebakaran ini terjadi hanya sehari sebelum peringatan “Hari Kemerdekaan Israel”, yang membuat banyak acara publik di Yerusalem dan Tel Aviv dibatalkan demi alasan keamanan.*