Hidayatullah.com–Sosok Mam Hasna, panggilan dari Ibu Dra. Hasnawati Latif, sangat tidak asing lagi bagi para mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Unismuh Makassar.
Sosok yang setiap masuk di kelas mengajar menerapkan “Konsep Cinta dan Karakter” dikenal tidak hanya sekedar transfer iIlmu di kelas, tapi lebih dari itu, Mam Hasna menerapkan bagaimana dosen juga seorang motivator, inspirator, fasilitator dan inovator bagi anak didiknya.
Biasanya, sebelum pembelajaran, dosen Unismuh ini memulainya dengan tausiyah sekitar 30 menit untuk menggugah kesadaran belajar anak didik, dengan cara menghadirkan Allah Subhanahu Wata’ala dalam pembelajaran dan bagaimana menciptakan suasana komunikasi yang kondusif bagi para mahasiswanya sebelum menerima pelajaran.
Beberapa hal di atas diungkapkan Ibu dari 3 anak ini dalam seminar dan launching buku dengan judul 3 bahasa; “Aku Mencintai Anak Didikku Karena Allah” – I Love My Student So Much Because Allah-Uhibbu Thullabi Filllah, pada hari Ahad 20 Maret 2016 kemarin.
Karya buku di atas merupakan kerjasama antara dia dan anak pertamanya H.Muhammad Fakhrurazi Anshar,B.Sh. Yang juga seorang penulis sekaligus editor dari buku di atas.
Fakhrurazi adalah alumni Pondok Pesantren Gontor 2008 dengan predikat “excelent“. Saat ini sedang menyelesaikan pascasarjana di Internasional Universty of Africa Sudan dan juga Ketua Komunitas Pemuda Generasi Al Quran- Sudan.
Launching buku ini dihadiri langsung Rektor Universitas Hasanuddin Prof.Dr.Dwia Aries Tina Pulubuhu,MA dan Pembantu Rektor IV Unhas Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M (K), M. MedEd yang bertindak sebagai Keynote Speaker.
Buku ini dibedah oleh 2 akademisi, bersama Prof.Muslim Salam,M.Ec.,Ph.D (Guru Besar Unhas) dan Dr.Andi Jam’an, SE., M.Si. (Ketua Program Magister Managemen Pascasarjana Unismuh Makassar). Acara dipandu Dr.dr.HM.Khidri Alwi, M.Kes.,MA.(Dosen FKM UMI).
Dalam bukunya, Mam Hasna mengutip salah satu artikel pada salah satu media nasional dengan judul, “Google Lawan Guru”.
Menurutnya, kata ini menunjukkan jika anak didik di sekolah tidak lagi sekedar mendapatkan pengetahuan saja, itu sudah tidak efektif lagi karena anak didik dengan mudahnya mendapatkan informasi melalui internet.
Karena itu, seharusnya para pendidik mampu menanamkan nilai karakter dalam proses pembelajaran.
Menurut Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Mardhati ini di era sekarang ini, para pendidik harus memiliki trik dan kreativitas tertentu agar sesuatu yang disampaikan mengena dan melekat baik dalam pikiran dan hati anak didik.
“Mahasiswaku adalah ladang amalku, inilah yang selalu memberiku semangat untuk memberikan yang terbaik pada mereka,” ungkap Mam Hasna.*/Kiriman Abd. Rajab Mar’am, Ketua Panitia Seminar dan Launching Buku