Hidayatullah.com–Menghafal Al-Quran termasuk upaya untuk menjaga kitab suci ini. Berbagai metode menghafal Al-Quran banyak dicetuskan, salah satunya adalah metode Nurul Bayan dan Fath Rabbani.
Belum lama ini, sejak Senin (26 September – 2 Oktober 2016), bertempat di Kampus Hidayatullah Banyu Asin berlangsung daurah al-Quran Metode Nurul Bayan dan Fath Rabbani dibingbing Syeih Esam Sayyid Muhammad Yusuf, Direktur Arabul Qur’an dan Syeih Kasban Muhammad Rido ditemani Nurman Ardiansyah (penerjemah) yang juga dimuat live PalTV.
Menurut salah satu pencetus metode ini, Syeikh Isham , metode ini sudah banyak diterapkan di banyak Negara. Di Mesir, metode ini diterapkan juga oleh Lembaga Al-Azhar. Metode ini diperkenalkan secara khusus melalui Arabul Qur’an di daerah Manufia, utara Mesir.
“Ratusan anak – anak dari berbagai negara belajar di sana. Mereka tidak dipungut biaya sepeser pun. Selama 12 tahun, daerah tersebut hanya memiliki tiga sekolah anak. Sekarang sudah ada lebih dari 30 sekolah anak,” ujarnya.
“Alhamdulillah, metode ini sudah diterapkan di Masjid Nabawi, Madinah, di Makkah, dan Universitas Al-Azhar, Mesir. Ini adalah metode yang paling mudah untuk mempelajari Al-Quran,” tambahnya.
Rencananya, ungkap dia, cabang Arab al-Quran akan dibuka di Asia Tenggara, khususnya Indonesia tuturnya.
Yang unik dari metode ini adalah pengejaah huruf hijaiyyah yang di susun rapi dan irobul tajwid sehingga peserta akan lebih mudah dan mutqin dalam membaca Al-Qur’an, terlebih para peserta langsung bisa bertalaqqi langsung kepada Sang Syeih.
Daurah ini merupakan yang pertama di Sumatera Selatan (Sumsel) yang diikuti oleh para utusan Cabang Hidayatullah mulai dari Palembang sampai Bengkulu bahkan ada dari Aceh dan Jogjakarta.
Ahmad HS, Ketua DPW Sumsel mengatakan program ini adalah sebuah terobosan baru untuk up grading para dai dan ustadz terkhusus di Sumsel dalam memperdalam Al-Qur’an sehingga diharapkan sekembalinya dari acara ini bisa berbagi dan mengajarkan di cabang masing – masing.
“Insa Allah setiap tahun akan di programkan,” tuturnya.
Istimewanya metode ini memiliki rangkuman tajwid hanya dalam satu poster di dalamnya ada keterangan bagaimana membaca huruf dan tanda bacanya, bagaimana membaca fatah, kasrah, tanwin, mad, dan lainnya. Ada juga keterangan mengenai izhar, idgham, ikhfa, dan lainnya.
Dengan berbekal ilmu tajwid, mereka akan bisa membaca Al-Quran dengan baik. Ilmu ini sudah bisa dikenalkan kepada anak-anak berumur 3 tahun. Pengajarannya tak perlu formal, bisa dilakukan saat anak-anak bermain.
Targetnya adalah sebelum memasuki bangku sekolah anak sudah mampu mengkhatamkan bacaan Al-Quran.
Bukan hanya sekali, ada yang mengkhatamkan lima hingga 10 kali. Sebelum masuk ke jenjang pendidikan kedua, anak sudah mulai menghafal Al-Quran. Ada yang sudah hafal tiga sampai lima juz.
Usia anak adalah saat yang tepat untuk dimanfaatkan mendalami Al-Quran. Metode yang kami gunakan yaitu Nurul Bayan dan Fath Rabbani. Yang pertama adalah mengajarkan anak untuk menghafalkan Al-Quran secara sempurna dengan tajwid. Kami ajarkan bagaimana membaca huruf hijaiyah dengan baik sehingga dapat membaca kalimat-kalimat dalam Al-Quran tanpa ada kesalahan.
Sebagaimana diketahui, Metode Nurul Bayan dan Fath Rabbani juga telah diterapkan di berbagai negara, seperti Prancis, India, Sudan, Kuwait, Yordania, Tunisia, Suriah, dan Arab Saudi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mesir dan juga Al-Azhar telah menerapkan metode ini.
Menurut Syeih Esam Sayyid Muhammad Yusuf, bagi pelajar dan mahasiswa dapat mengikuti program kami selama tiga bulan. Targetnya adalah mengkhatamkan Al-Quran dengan tajwid. Ada juga program yang cepat selama dua pekan. Ini khusus untuk mereka yang sudah bisa membaca Al-Quran.
“Kami juga memiliki program untuk para pengajar Al-Quran. Bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Arab dapat mengikuti program selama setengah tahun. Mereka akan diajarkan bagaimana men cetak penghafal Al-Quran,” ujarnya.
“Ini adalah program yang sudah berjalan. Alhamdulillah, program kami sudah tereali sasi dengan baik di India. Cabang kami ada di sana. Di Asia Tenggara kami ingin dapat terlaksana di Indonesia.”
Menurut Syeih Esam Sayyid Muhammad Yusuf, ia berhadap dengan metode ini makin banyak penghafal Al-Quran di muka bumi ini.
“Mereka nantinya akan menjadi pelindung kalam Allah. Jika ada yang mencoba menyelewengkannya maka mereka tidak akan tinggal diam.”
Berdasarkan catatan Arobul Qur’an, sudah lebih dari 1.250 anak di Mesir dan sejumlah negara mampu membaca Al-Quran menggunakan metode ini. Berbagai buku tentang akidah dan Al-Quran diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, seperti Inggris, Prancis, Jerman, India, dan lainnya.
Kami juga mendirikan sebuah sekolah anak-anak atau hadhanah bernama Arab al-Quran, di Manufia, Mesir.
“Anak-anak didik kami berdatangan dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka mempelajari dan menghafal Al-Quran.”
“Selama belajar di tempat kami, mereka dibebaskan dari biaya apa pun. Kami pun berdakwah di mana saja dengan mengadakan daurah atau pelatihan tidak memungut biaya sepeser pun. Semuanya gratis. Kami yakin Allah akan membantu kami karena Allah adalah Maha Pemberi rezeki,”ujar Syeih Esam Sayyid Muhammad Yusuf.
“Tentu saja Indonesia adalah negara dengan umat Islam banyak penghafal Al-Quran. Dan tak bisa dimungkiri banyak penghafal Al-Quran dilahirkan di sini. Kami ingin mendorong agar penghafal Al-Quran semakin banyak lagi,” tambahnya.
“Insya Allah kami juga akan memilih penghafal terbaik dalam acara audisi. Nantinya ada puluhan orang penghafal Al-Quran terbaik yang kami seleksi.”
Dalam waktu dekat Yayasan Arobul Qur’an akan hadir di indonesia dan Thailand.*/kiriman Nurman Ardinsyah