Hidayatullah.com–Jangan mudah terprovokasi oleh pengaruh – pengaruh dari luar, yang merusak persaudaraan dan kebersamaan. Persoalan yang mengarah mengganggu Kamtibmas, dan kesalahpahaman antara sesama warga, bisa diselesaikan dengan pendekatan dialogis dan budaya.
Hal ini disampaikan, Maria Geong, Wakil Bupati Manggarai Barat (Mabar), ketika membuka acara Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesi (MUI) Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur, Jumat (25/11/2016).
“Saya percaya, MUI Manggarai Barat akan menjadi terdepan bersama pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menanam, memelihara dan menumbuhkan nilai – nilai pluralisme, yang mendukung tercapainya visi misi pemerintah daerah, “ jelas Maria Geong.
Sementara itu, Ir. Jalaludin Pata, Wakil Ketua MUI Provinsi NTT, dalam sambutanya menjelaskan, Musda MUI dimaksudkan guna mengevaluasi seluruh kegiatan, mana yang sudah dilakukan dan mana yang belum dilakukan.
“Hasil evaluasi inilah kemudian menjadi dasar MUI, untuk mendesain program kedepan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, umat dan bangsa,” ujarnya.
Dalam menyikapi dinamika politik nasional, Jalaludin Pata mengatakan, masyarakat NTT lebih dewasa dalam menghadapi isu Sara yang ada, dan tidak mudah terprovokasi dengan polemik yang berkembang diluar.
Ketua MUI Mabar, Syakar A. Jangku, juga mengatakan, MUI Mabar akan tetap dan terus menggalang kebersamaan, dengan menjaga kerukunan antara umat beragama, dan anatar umat beragama dengan pemerintah.
Dihadapan peserta Musda, Syakar A. Jangku mengajak umat Islam Mabar untuk tetap menjaga kerukunan dan tidak mudah terprovokasi dengan isu – isu yang berkembang d luar.
Musda MUI Mabar dihadiri oleh utusan MUI Kecamatan, ormas islam dan para alim ulama di Kabupaten Manggarai Barat NTT.*/kiriman Sumardi (Mabar]