Hidayatullah.com– Proses pemberangkatan jamaah calon haji dari Indonesia ke Tanah Suci terus berlangsung hingga Selasa (09/07/2019) dan seterusnya dalam rangkaian pemberangkatan jamaah selesai.
Sementara itu, sebanyak 70 ribu jamaah haji Indonesia mendapatkan pelayanan fasilitas fast track atau jalur cepat keimigrasian di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Arab Saudi.
Jamaah haji Indonesia sudah mulai merasakan fasilitas itu pada saat kedatangan di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Ahad (07/07/2019). Saat itu setidaknya ada lima kloter dari dua embarkasi yang akan menikmati layanan ini.
“Jumlah jamaahnya 70 ribuan. Kalau dari total jamaah yang kita punya ya cukup banyak ya, 30 sampai 33 persen jamaah kita berangkat dengan fasilitas fast track,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara, Arsyad Hidayat saat mengecek kesiapan gate fast track di Bandara Prince Mohammed Bin Abdulaziz Madinah, Ahad.
Secara teknis, layanan jalur cepat ini bisa menghemat waktu jamaah setibanya di bandara tujuan. Karena, proses pengecekan dokumen keimigrasian (pre departure clearence), seperti visa dan paspor, sudah dilakukan sejak di bandara asal alias di Indonesia.
Fasilitas jalur cepat baru terlayani di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Pihak imigrasi Arab Saudi membuka konter di Bandara Soetta, dan melakukan pengecekan visa sebelum jamaah naik pesawat. Dengan demikian, semua proses keimigrasian sudah selesai sejak masih di Bandara Soetta.
Begitu tiba di Bandara Madinah, pergerakan jamaah juga relatif lebih cepat. Sejak turun pesawat, jamaah sudah diarahkan ke terminal khusus, Mekah Route, terminal yang didedikasikan untuk jamaah via jalur cepat.
“Sangat membantu jamaah, jamaah tidak ngantri-ngantri, dan yang penting juga jamaah sudah dipastikan clear semenjak dari Tanah Air,” ungkapnya.
Salah seorang jamaah calon haji, Ahmad, 49 tahun, merasa sangat bersyukur dengan adanya jalur cepat, sebab ia bisa sampai ke hotel dengan cepat dan bisa beristirahat setelah menempuh perjalanan selama 9-10 jam di pesawat.
“Alhamdulillah, perjalanan tadi sangat nyaman dan kami tidak menunggu lama di bandara,” ujar pria yang sudah menunggu selama 6 tahun untuk berhaji ini kutip laman resmi Kementerian Agama, Senin (08/07/2019).
Hal yang sama diungkapkan Lisa (42) yang sudah dua kali menunaikan ibadah haji. Ia menilai, layanan bandara saat ini sangat bagus dibandingkan saat ia berhaji di tahun 2004.
Sedangkan Kasie Transportasi Daker Bandara, Zainal Muttaqin mengatakan, untuk memastikan jalur cepat berjalan lancar, pihaknya harus menghubungi Maktab Wukala setengah jam sebelum jamaah haji turun di bandara.
Nantinya, Maktab Wukala yang memerintahkan Naqobah (organda Arab Saudi) untuk mengirimkan bus. “Semoga semuanya lancar,” ujarnya.
Menurut Arsyad, untuk musim haji tahun 1440H/2019M ini, jalur cepat baru diberikan untuk jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede dan Embarkasi Jakarta-Bekasi. Mereka berasal dari Lampung, Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
Senada Arsyad, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Djumali menambahkan, saat ini jalur cepat hanya terfokus untuk Embarkasi Jakarta. Embarkasi lainnya masih belum bisa diterapkan lantaran adanya keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
Untuk saat ini yang bisa diberikan sementara adalah semi fast track. Jamaah haji masih harus melalui proses Imigrasi tapi tidak mengurus bagasi. Koper jamaah haji telah ditangani oleh Maktab Wukala dan akan langsung diantarkan ke hotel.
“Kami punya strategi khusus, yakni memberikan warna tertentu, GPS, asuransi untuk barang. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar,” kata Endang.
Baca: Klinik Kesehatan Haji Indonesia Juga siap Layani Warga Saudi
Indonesia Apresiasi Saudi
Sebelumnya, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi Pemerintah Saudi Arabia yang terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada jamaah haji Indonesia.
“Tahun ini, seperti tahun lalu terkait dengan proses keimigrasian khususnya dalam perekaman biometrik, sidik jari dan sebagainya, yang tahun sebelumnya dilakukan di bandara Madinah maupun Jeddah, tahun ini dilakukan di Indonesia,” kata Menag di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (07/07/2019).
Mengenai fast track, Menag berharap ke depan pelayanan ini tidak hanya diberlakukan untuk jamaah yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta saja.
“Fast track ini diharapkan bisa dilakukan di 13 embarkasi di Indonesia. Tahun ini kita hanya bisa menerapkan di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta,” ujarnya usai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat melepas jamaah haji asal Cianjur di Bandara Soekarno Hatta, Ahad.
Menag mengakui banyak hal positif yang didapat dari layanan jalur cepat itu. Keimigrasian sudah dilakukan sejak di embarkasi sehingga proses di bandara sangat cepat. Meski ini tidak mudah, Menag harap seluruh proses keimigrasian bisa di tiap embarkasi di Indonesia.
Sehingga, saat tiba di Madinah dan Jeddah, jamaah tidak perlu menunggu lama lagi. Jamaah bisa langsung menuju bis lalu berangkat ke hotel. Adapun koper bagasi jamaah, sudah ada yang mengurus untuk di antar ke hotel.
“Saya optimis hal itu tidak sulit, proses keimigrasian, seperti perekaman sidik jari, retina mata dan sebagainya, karena perhatian pemerintah Arab Saudi kepada Indonesia sangat luar biasa. Semoga ini bisa dilakukan disemua embarkasi di Indonesia, agar semuanya bisa merasakan keadilan,” ungkapnya.
“Kita terus melakukan inovasi, mudah-mudahan ini tidak ada kendala yang serius. Mudah-mudahan bisa dilakukan di tempat lain, direplikasi,” tambahnya.*