Hidayatullah.com– Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta para KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) dapat lebih memperhatikan kondisi kesehatan jamaah haji yang menjadi tanggung jawabnya, terutama yang tergolong lansia dan risti (resiko tinggi).
Hingga Jumat (26/07/2019), jamaah haji Indonesia yang tiba di Arab Saudi terus bertambah. Jumlahnya kini mencapai 142.638 orang dari 353 kelompok terbang (kloter). Dengan petugas sebanyak 1.765 orang.
“KBIHU adalah aset dalam penyelenggaraan haji. KBIHU memiliki peran yang strategis dalam memberikan pembinaan kesehatan kepada jamaahnya. Jamaah harus dijaga jangan sampai kelelahan,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr dr Eka Jusup Singka MSc di Jakarta dalam siaran tertulis Kemenkes, Kamis (25/07/2019).
Baca: Berbagai Tantangan Jamaah Haji di Bawah Suhu Ekstrem Menyengat
Menurut Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Ali Setiawan SpB, secara statistik dari data yang dimiliki oleh KKHI Makkah maupun Siskohat Kesehatan, mayoritas jamaah yang sakit maupun meninggal berasal dari jamaah yang tergabung dalam KBIHU.
”Atas dasar ini saya dan seluruh petugas kesehatan di lapangan mengimbau agar KBIHU lebih selektif dan ikut peduli pada kondisi kesehatan para jamaahnya,” ujarnya.
Ali juga meminta dukungan kepada seluruh KBIHU agar membantu pemerintah dalam hal melakukan upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan selalu mengingatkan para jamaahnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar dan lengkap.
Ali pun berharap kelompok bimbingan dapat aktif bekerja sama dan berkomunikasi dengan petugas kesehatan.
“Jangan terlalu memaksakan program ibadah kepada jamaah. Sesuaikan dengan kondisi kesehatannya,” ujarnya mengingatkan.
Baca: Petugas Haji Jalan Kaki 15 Km Per Hari Antar Jamaah Tersasar
Diketahui, jamaah haji reguler Indonesia secara garis besar, menurut penyelenggaraan bimbingan dan pembinaan manasik haji, dibedakan menjadi dua kelompok. Yaitu, jamaah perseorangan atau mandiri dan jamaah KBIHU.
KBIHU pada umumnya telah membuat program terkait penyelenggaraan ibadah haji, mulai bimbingan yang dilakukan di Indonesia maupun program selama di Arab Saudi.
Program ibadah di Tanah Suci seperti pelaksanaan program umrah dengan frekuensi tertentu, ziarah ke beberapa tempat bersejarah, atau shalat lima waktu di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi (arbain) biasanya menjadi agenda rutin yang dirancang pihak KBIHU.
Menurut dr Ali Setiawan, bagi jamaah haji, tawaran program tambahan di luar wajib dan rukun haji menjadi hal yang menarik.
Meski begitu, kegiatan tambahan tersebut menuntut kondisi fisik yang prima dari para jamaah. Padahal faktanya, kata dia, sekitar dua per tiga jamaah haji Indonesia tergolong lansia dan risti, yang mana memiliki sejumlah keterbatasan.
”Pada prinsipnya kita akan memandang secara objektif tentang KBIHU. Ada nilai positif dan ada beberapa kekurangan yang harus dikoreksi,” ujarnya.
Ali mengungkapkan, faktanya kondisi jamaah haji Indonesia sangat heterogen, baik dari sisi usia, karakter maupun kondisi kesehatannya.
Sementara pada kenyataannya di lapangan, para jamaah lebih patuh terhadap seruan KBIHU ketimbang imbauan dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) termasuk di dalamnya petugas kesehatan non-kloter dan kloter (TKHI).
Komposisi jamaah haji Indonesia yang kebanyakan para lansia menjadi tantangan tersendiri. Selain mempunyai penyakit dasar yang umumnya penyakit kronis, mereka juga memiliki tingkat kerentanan terhadap penyakit yang lebih tinggi.
Begitupun dengan risiko terkena dehidrasi dan kelelahan. Tak mengherankan kalau banyak jamaah haji yang karena tak terkontrol dengan ketat, maka disebutkan banyak jamaah haji asal KBIHU yang jatuh sakit. Bahkan sampai dengan level kritis akibat kelelahan, gangguan jantung, dan dehidrasi berat, ditambah munculnya berbagai penyakit yang mendasarinya dapat menimbulkan kematian.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag), Jumat (26/07/2019), pukul 08.10 Waktu Arab Saudi (WAS), jamaah haji Indonesia yang telah wafat kini sebanyak 20 orang. Rata-rata mereka menghembuskan napas terakhir akibat sakit.*