Hidayatullah.com– Tercatat sudah sebanyak 152.252 jamaah haji sudah tiba di Arab Saudi data hingga Ahad (28/07/2019) pagi. Jumlah tersebut berasal dari 377 kloter, dari 13 embarkasi di Indonesia.
Sementara itu, rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) akan berlangsung pada 8 dzulhijah hingga 13 dzulhijah (9 Agustus -14 Agustus).
Sebanyak 4.100 petugas haji Indonesia dipersiapkan untuk mengawal jamaah haji Indonesia saat pelaksanaan puncak haji.
Petugas berkonsentrasi melakukan pengawalan di Mina, yaitu saat jamaah Indonesia melakukan ibadah lontar jumrah bersama jutaan umat Islam dari seluruh dunia.
“Seluruhnya petugas non-kloter sebanyak 4.100 orang terlibat dalam satuan Armuzna,” kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah dan Kepala Satuan Operasi Armuzna Jaetul Muchlis di Madinah, Kamis malam (26/07/2019) lansir Media Center Haji Kementerian Agama, Ahad (28/07/2019) ini.
Baca: Lebih Separuh Jamaah Indonesia Tiba di Tanah Suci, Total 231.000 Calhaj
Nantinya, jamaah haji Indonesia terbagi menjadi beberapa sektor dan pos yang tersebar di Armuzna. Di antara fokus terbesar adalah pelaksanaan lontar jumrah di Mina. Waktu melontar jumrah akan berlangsung mulai tanggal 11 hingga 14 Agustus 2019.
Dijelaskan, pengawalan tersebut perlu dilakukan. Sebab, selain faktor cuaca panas di Arab Saudi yang diperkirakan berkisar 50 derajat, juga karena sekitar 214.000 jamaah haji reguler Indonesia harus berjalan jauh menuju lokasi melontar jumrah di Mina.
Posisi tenda terjauh jamaah haji Indonesia berada di Mina Jadid, jaraknya kurang 7 kilometer dari jamarat (tempat melempar jumrah). Pada saat itu, kondisi diperkirakan penuh sesak dengan jutaan umat Islam dari seluruh dunia.
“Di Mina satuan tugas primadona. Kasus-kasus yang berbobot yang cukup fenomenal terjadi di Mina,” ungkap Jaetul.
Baca: Sudah 24 Jamaah Wafat, 5 Lainnya Dirujuk ke RS Jeddah Usai Mendarat
Di Mina rencananya dibuka 11 pos petugas haji Indonesia, baik di jalur atas maupun jalur bawah, guna memastikan jamaah haji Indonesia aman.
Di samping itu, telah dibentuk pula Tim Mobile Crisis yang terdiri dari 220 orang yang bertugas 24 jam di Mina untuk mendeteksi potensi rawan keamanan dan kesehatan jamaah Indonesia.
Tim tersebut terdiri dari dokter, perawat dari Kementerian Kesehatan, anggota TNI-Polri, dan petugas Kemenag. “Tim akan bahu membahu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di Mina,” jelas Jaetul yang juga merupakan Staf Ahli Kasau tersebut.
Langkah sosialisasi terus dilakukan kepada para petugas haji yang kini tersebar di Madinah, Jeddah, dan Mekah, guna memastikan kesiapan petugas.*