Hidayatullah.com– Jelang berakhirnya masa puncak pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci, tercatat 150 jamaah haji Indonesia meninggal dunia sejak masa kedatangan hingga Rabu (14/08/2019) pukul 06.00 waktu Arab Saudi, mengutip Sistem Informasi dan Komputerisasi Data Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama.
Berdasarkan data, jamaah haji yang wafat berasal dari berbagai embarkasi. Seperti Jakarta, Surabaya, Solo, Ujung Pandang, dan lainnya.
Dari jumlah 150 orang yang wafat itu, 8 orang berasal dari jamaah haji khusus. Sebagian besar jamaah haji yang meninggal dunia itu disebabkan karena sakit.
“Jamaah haji khusus yang sudah meninggal 8 orang,” ujar Kepala Bidang Pengawasan Haji Khusus Kementerian Agama Abdul Muhyi lansir MCH.
Tahun ini, Indonesia kebagian kuota jamaah haji reguler dan khusus sebanyak 231 ribu. Dengan rincian, jamaah haji reguler 214 ribu dan khusus 17.000.
Akan tetapi, katan Muhyi, dalam realisasinya, jamaah haji reguler yang tiba sebanyak 212.732. “Kalau haji khusus 16.881 orang yang datang.”
Sementara itu, sebelumnya jamaah haji nafar tsani telah bergerak ke pemondokan di Makkah, usai menunaikan rangkaian lontar jumrah di Jamarat, Mina.
Data terakhir, sekitar 90 ribu jamaah haji memilih melakukan nafar tsani. Jamaah baru meninggalkan Kota Mina setelah melemparkan ketiga jumrah pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Akhmad Jauhari di Makkah, Rabu (14/08/2019), mengungkapkan jika Rabu kemarin merupakan pergerakan terakhir jamaah haji dari Mina menuju hotel.
“Diharapkan sebelum pukul 12.00 sudah diberangkatkan semua,” kata dia.
Adapun jamaah nafar awal sudah lebih dulu meninggalkan Mina ke hotel tempatnya menginap pada Selasa (13/08/2019) pekan ini.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin bersyukur jamaah haji nafar awal telah menyelesaikan tanpa kendala meski sempat terjadi hujan deras pada Senin (12/08/2019).
“Sejauh ini, pelaksanaan lontar jumrah di Jamarat berlangsung dengan baik, meskipun kemarin ketika ada hujan deras,” ujarnya.*