Hidayatullah.com–Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto mengatakan pemerintah Indonesia memutuskan tak jadi mengambil tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu jamaah yang diberikan Arab Saudi kepada RI. Yandri mengatakan, jika diambil, tambahan kuota itu berisiko mengganggu proses haji jama’ah yang saat ini sudah siap berangkat.
“Iya itu otomatis tidak diambil karena mengganggu persiapan jemaah haji reguler yang sekarang sedang proses pemberangkatan,” kata Yandri kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Yandri menjelaskan penambahan kuota haji sebanyak 10 ribu itu akan berimbas pada pembiayaan yang harus kembali dibicarakan antara DPR dan pemerintah. Sementara itu, kata Yandri, jadwal keberangkatan jemaah sudah tak lama lagi.
“Karena mengganggu posisi keuangan kita yang sudah disetor ke Saudi, yang sudah beres, kemudian karena ada penambahan kuota 10 ribu ini (uang yang telah disetor ke Saudi) menjadi nggak cukup kan, ada tambahan biaya yang harus kita keluarkan lagi. Sementara kan mesti dibahas dulu sumber uangnya (subsidi jemaah haji) dari mana, siapa yang mau diberangkatkan. Kapan lagi, waktu udah mepet,” kata Waketum PAN itu.
Yandri mengatakan, dilansir oleh Detikcom, kalau jatah penambahan kuota haji itu diambil, proses pembiayaannya harus diselesaikan dulu. Apabila proses pembiayaan itu belum selesai, akan menghalangi proses keberangkatan jemaah haji gelombang yang sebelumnya.
“Yang 10 ribu itu kan harus diselesaikan dulu pembiayaannya dan lain sebagainya. Selama itu nggak diselesaikan pembiayaannya, ya visa nggak bisa diproses. Sementara kan mereka (jemaah haji gelombang sebelumnya) harus berangkat karena sudah ada jadwal penerbangan, pemondokan, dan lain-lain,” katanya.
Dengan demikian, Yandri menyebut Kementerian Agama (Kemenag) meminta penambahan kuota sebanyak 10 ribu itu dikeluarkan dari sistem e-Hajj agar tak mengganggu jemaah haji sebelumnya yang sudah siap berangkat.
“Maka Kemenag minta itu dikeluarkan dulu dari e-Hajj supaya tidak mengganggu kuota yang sudah ada. Nah, artinya sekarang kuota itu sudah dikeluarkan, tambahan itu belum ada wujudnya, sehingga kami membatalkan raker dengan Menag hari ini,” kata dia.
Sementara, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi resmi dari pihak Arab Saudi bahwa Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu tahun ini.
“Kemenag masih menunggu kepastian informasi terakhir secara resmi terkait adanya tambahan kuota haji dari pihak Arab Saudi,” kata Hilman dalam keterangannya di laman resmi Kemenag, Kamis (23/6/2022).
Hilman menjelaskan operasional pemberangkatan jemaah haji tahun ini sudah berlangsung lebih dari 20 hari. Pemberangkatan jemaah haji gelombang pertama yang mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah bahkan sudah selesai dilakukan.
Saat ini, lanjut dia, sudah memasuki hari kelima pemberangkatan jamaah haji gelombang kedua. Mereka telah mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
“Data per hari ini, 57.100 jemaah sudah tiba di Arab Saudi. Artinya sudah lebih 50 persen yang diberangkatkan,” jelas Hilman.
Hilman mengatakan pihaknya saat ini terus fokus memberikan layanan terbaik kepada para jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Arab Saudi. Pelayanan juga diberikan bagi mereka yang masih dalam tahap pemberangkatan.
“Jadi, kita sekarang fokus pada pemberangkatan kuota haji yang ada sampai tuntas,” ucap dia.*
YUK IKUT.. WAKAF ALAT & SARANA
DAKWAH MEDIA
Sarana dan alat Dakwah Media, senjata penting dalam dakwah.
Wakaf dan jariyah Anda sangat membantu program Dakwah Media.
Transfer ke Rekening : Bank BCA No Ac. 128072.0000 (An Yys Baitul Maal Hidayatullah)
Klik Link : https://bit.ly/DakwahMediaGhazwulFikri