Hidayatullah.com–Prajurit Angkatan Darat AS Jessica Lynch, tawanan perang yang diselamatkan dari rumah sakit dalam Perang Iraq, mengatakan dirinya bukan pahlawan seperti Rambo sebagaimana dipropagandakan militer dan media Amerika selama ini.
Lynch, 20, dalam suatu wawancara dengan Diane Sawyer dari jaringan televisi ABC bahkan menyatakan dirinya tidak pernah melepaskan tembakan saat kelompoknya disergap pasukan Iraq. Wawancara itu merupakan yang pertama dilakukan Lynch dan akan disiarkan ABC Selasa (18/11), bersamaan dengan peluncuran buku biografinya, I am a Soldier, Too: The Jessica Lynch Story. “Senjata saya macet dan saya tidak melepaskan tembakan, tidak satu pun,” katanya.
Konvoi kendaraan Lynch disergap pasukan Iraq di Nassiriyah, Iraq selatan, 23 Maret lalu. Sebelas tentara AS tewas dan sembilan lainnya cedera. Sejumlah tentara lain ditawan, termasuk Lynch.
Lynch masih menderita cedera di bagian tulang belakang dan harus berjalan dengan bantuan kruk karena kaki kirinya lumpuh.
Dalam salinan wawancaranya dengan ABC yang dipublikasikan kemarin, Lynch mengatakan dia terluka dengan cerita bohong yang menyatakan dia telah berjuang sengit melawan penyerang Iraq dalam peristiwa itu.
“Adalah menyakitkan mengetahui ada orang-orang yang membuat cerita bohong. Hanya saya yang dapat mengetahui hal itu karena empat orang lain dalam kendaraan saya tak ada di sini,” ujarnya. Empat rekan satu kendaraan Lynch itu dilaporkan tewas.
Laporan media AS sebelumnya, yang mengutip sejumlah pejabat, menyatakan dia telah berperang dengan sengit sebelum ditangkap dan menderita beberapa luka tembak. Namun, belakangan diketahui luka-luka itu karena mobil Lynch menabrak kendaraan lain dalam konvoi.
Sawyer lalu bertanya apakah dia, sebagaimana dikatakan orang, seperti Rambo? “Tidak, saya bahkan merunduk dan berdoa saat itu,” kata Lynch.
Lynch juga mengaku sangat terganggu oleh film yang disebarkan militer mengenai operasi penyelamatannya dari sebuah rumah sakit di Iraq, yang tampak sangat heroik, pada 1 April lalu. Padahal, akunya, penyelamatan itu dilakukan ‘secara damai’, yakni para dokter dan tim medis memang menyerahkan Lynch kepada pasukan AS yang menjemputnya.
“Jelas itu mengganggu saya. Mereka memanfaatkan saya untuk menyimbolkan semua itu. Ya… itu salah… saya tidak tahu mengapa mereka memfilmkan seperti itu. Nyatanya tidak ada tembakan… tidak ada operasi penyelamatan seperti dalam film itu.” (mi/cha)