Hidayatullah.com– Bechtel National Inc telah memenang penawaran dalam persekutuan dengan Parsons Corp. of Pasadena, California, keduanya mengalahkan Fluor Corp., juga berasal dari California.
Perusahaan raksasa yang berbasis di San Fransisco ini terikat kontrak dengan perusahaan raksasa Halliburton Co. yang telah menerima hak dominasi atas rekonstruksi Iraq pasca perang. Meski demikanin, Halliburton mengatakan ia tidak mengambil bagian dalam penawaran itu.
Jurubicara pengembangan internasional AS, yang menghadiahi kontrak selama dua tahun, mengatakan penawaran dilakukan secara transparan dan kompetitif. Menurut AFP, kebanyakan kotrak menyangkut pembangunan kembali Iraq pasca serangan AS dilakukan sebelum invasi AS dilakukan, pada bulan Maret.
Menariknya, menurut AFP, kebanyakan cara kontrak itu dilakukan dengan sangat tertutup dan dilakukan secara rahasia oleh segelintir perusahaan tertentu, seperti Bechtel dan Halliburton, yang dianggap masih terkait dengan Partai Republik, di mana Bush Bush berkuasa.
Di bawah kontrak baru itu, Bechtel akan melanjut pekerjaan senilai 800 juta USD di Iraq, menyangkut perbaikan jalan, penyediaan air, sekolah, dan pelabuhan udara dan laut.
Jurubicara USAID mengatakan, sebesar 1 milyar USD dari nilai kontrak baru itu akan dibelanjakan untuk merehabilitasi jaringan kekuasaan Iraq, kerusakan elektrik kronis dan untuk menstabilkan Iraq kembali ekonomi nya. 210 juta USD lainnya akan dibelanjakan pada penjagaan fasilitas kesehatan dan air yang telah dihanncurkan, dan sekitar 109 juta USD akan diperuntukkan untuk perbaikan jalan.
Laksamana David Nash, kepala program management office koalisi pimpinan AS di Iraq mengatakan, AS kini tengah mencari 17 proyek rekonstruksi lain, berharga suatu total 5 milyar USD.
Nash menambahkan, di Pentagon, bahwa diantara 10 kontrak tersebut adalah untuk proyek listrik, komunikasi, transportasi, keamanan, hukum, dan kesehatan. Sisanya tujuh kontrak meliput manajemen proyek jasa. Perusahaan akan memberi waktu 30 hari untuk terhadap permintaan proposal, ujarnya lebih lanjut.
Setahun lalu, selain AS, beberapa perusahaan raksasa Israel juga telah memenangkan tender pengadaan saluran komunikasi dan satelit.
Meski Amerika Serikat berkali-kali menolak bahwa tujuan serangan atas Iraq adalah semata-mata karena ambisi ekonomi, terutama minyaknya, toh akhirnya secara pelan-pelan niat busuk itu terus terkuat. (afp/albawab.com)