Hidayatullah.com–“Kami belum menemukan simpanan senjata yang kami pikir ada di sana,” kata Bush dalam pernyataannya di pelabuhan Charleston, Carolina Selatan, dalam pengakuan paling tegasnya mengenai masalah menyangkut informasi intelijen pra-perang berkaitan dengan senjata Iraq.
David Kay, mantan kepala Kelompok Survei Iraq (ISG) yang bertugas membongkar simpanan senjata penghancur massal yang dituduhkan dimiliki Saddam Hussein, telah menyatakan, informasi intelijen pra-perang salah dan simpanan senjata tidak ada di Iraq sebelum invasi pimpinan AS tersebut.
Meski demikian, Bush menyatakan, “Mengetahui apa yang saya tahu saat itu dan apa yang tahu saat ini, Amerika telah melakukan hal yang benar di Iraq.”
Bush menyampaikan hal itu beberapa saat setelah direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) George Tenet membela pekerjaan organisasinya meski intelijen pra-perang telah tidak tepat menuduh presiden terguling Iraq Saddam Hussein menyimpan senjata kimia dan kuman dan berusaha membuat senjata nuklir.
Tuduhan-tuduhan itu, ditambah dengan meningkatnya jumlah kematian prajurit AS dalam serangan-serangan gerilya di Iraq saat ini, membuat Bush mengambil keputusannya melancarkan perang untuk mendongkel Saddam.
Tenet mengatakan dalam pernyataan di Washington, masyarakat intelijen tidak “sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah” tentang Iraq, dan menurutnya analis “tidak pernah mengatakan ada ancaman dalam waktu dekat.”
Bush dan para pejabat pemerintah lainnya mengatakan, Iraq menimbulkan ancaman “menumpuk” dan genting. Namun, Bush mengatakan Kamis (Jumat 6/2 WIB), dia telah bertindak dengan benar.
“Kita memiliki pilihan — menerima pernyataan seorang gila atau mengambil tindakan untuk membela rakyat Amerika. Menghadapi pilihan itu, saya akan membela Amerika setiap kali,” katanya.
Dalam pidatonya di depan personel militer dan pejabat lain di South Carolina itu, Bush mengecam para pengecam perang dengan mengatakan, “Jika sejumlah politikus di Washington mengambil jalan mereka, Saddam Hussein masih akan tetap berkuasa.”
“Kita tahu Saddam Hussein berniat mempersenjatai rejimnya dengan senjata penghancur massal,” kata Bush di wilayah tersebut, dalam upaya menangkis kecaman-kecaman Demokrat yang berusaha mempengaruhi pemberi suara dalam pemilihan umum.
“Pembebasan Iraq merupakan tindakan keadilan, membebaskan rakyat tertindas dari sebuah rejim jahat, Pembebasan Iraq menghilangkan sumber kekerasan dan dan ketidakstabilan dari Timur Tengah. Dan Pembebasan Irak menghilangkan seorang musuh negara dan membuat Amerika lebih aman,” tambahnya. (rtr/afp/wpd)