Hidayatullah.com–Sebuah laporan menyatakan Pemerintahan Bush tidak akan membuat jadwal penarikan pasukan Amerika dari Iraq, tapi mengharapkan pasukan Iraq akan mulai memimpin pertempuran di beberapa daerah dalam waktu beberapa bulan ini. Koran Washington Post melaporkan hari Ahad ini bahwa pasukan Amerika akan meninggalkan Iraq hanya setelah beberapa persyaratan terpenuhi.
Seorang pejabat pemerintahan senior menyatakan kepada koran Washington Post bahwa persyaratan itu dapat termasuk tingkat kekerasan yang terjadi di Iraq, seberapa baik pemerintahan berjalan, dan adanya pasukan keamanan yang syah yang dipimpin dan dikuasai oleh pihak Iraq. Para pejabat militer Amerika disebutkan sudah merancang sebuah rencana untuk secara bertahap menyerahkan operasi melawan pejuang Iraq kepada pasukan boneka Iraq di sebagian daerah di Iraq selatan dan utara yang relatif bebas dari aksi perlawanan.
Para komandan militer Amerika berharap akan menarik kira-kira 15.000 tentara dari Iraq sebelum pertengahan tahun ini. Tapi kecil kemungkinan untuk menarik lebih banyak tentara lagi sampai paling tidak akhir tahun ini.
“Karena demokrasi sedang berlangsung di Iraq, misi Amerika di sana akan berlanjut. Pasukan militer, diplomat, dan personel sipil kita akan membantu pemerintah terpilih di Iraq untuk mengupayakan keamanan dan melatih polisi militer Iraq serta pasukan lainnya,” ujar Bush dalam pidato mingguannya di radio Sabtu malam. Dia juga tidak menyebutkan kemungkinan tanggal penarikan pasukan AS dari Iraq itu.
“Pemilu ini juga penting bagi Amerika. Pemilu kemarin akan menambah momentum demokrasi. Setiap warga Iraq yang memberikan suaranya layak mendapatkan kekaguman dunia,” kata presiden AS tersebut. Tak lupa Bush juga memuji-muji beberapa negara yang bisa melaksanakan demokrasi. “Selama tahun kemarin, dunia telah menyaksikan kesuksesan pemilu di Afghanistan, Malaysia, Indonesia, Georgia, Ukraina, dan wilayah Palestina, “ tambahnya.
Sebelum Pemilu Iraq dipaksakan, Presiden Bush terus mendapat banyak tekanan di dalam negeri. Salah satu anggota Konggres yang banyak mengecam Bush adalah Edward Kennedy. Menurut Senator Massachusetts ini, AS harus mulai mundur secara militer dan politik dari Iraq untuk menarik seluruh pasukan secepatnya tahun depan. “Sedikitnya 12 ribu pasukan AS harus keluar sekaligus dari (Iraq) untuk mengirimkan sinyal mengenai keinginan AS mengurangi kesan pendudukan,” ujar Kennedy.
Namun, Bush tidak bersedia menentukan kemungkinan waktu penarikan pasukan AS. Meski begitu, menurut The Washington Post kemarin, Bush justru mengatakan akan menjadikan pasukan Iraq sendiri di garda depan melawan pejuang Iraq, bukan pasukan AS.
Menurut Bush, dirinya sudah menyusun rencana yang memungkinkan pasukan keamanan Iraq memimpin operasi di wilayah utara dan selatan negara tersebut. Pada saat itu, sebagian pasukan AS akan mengemban misi mem-back up peranan atau pergantian melatih unit-unit keamanan Iraq. Alasannya, dengan begitu, sekitar 15 ribu pasukan AS atau tiga di antara 20 brigade Amerika di Iraq bisa dipulangkan, yang diperkirakan berlangsung pada musim semi atau musim panas ini. Pengurangan lainnya hampir tidak mungkin dilakukan, kecuali pada akhir 2005 atau awal 2006
Sebagaiamana diketahui, semenjak menjajah Iraq, banyak pasukan AS tewas di tangan mujahidin Iraq. Pasukan AS terus menjadi buruan empuk di mana-mana. Bekas Presiden ‘Gold Star Wives of America Inc’, sebuah agen bantuan isteri korban perang AS mengatakan, jumlah korban pihak pasukan AS di Iraq melebihi korban perang Vietnam. Tak sesuai yang diberitakan media AS. (rtr/ap/voa/cha)