Kamis, 8 September 2005
Hidayatullah.com–Sekitar 10 ribu TPS dibuka mulai pukul 0800 sampai pukul 2200 waktu setempat untuk menyemarakkan Pemilu presidensiil pertama di negeri Mesir. Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita AFP, pemilu kepresidenan Mesir dimulai dari pukul 08.00 pagi waktu setempat. Warga Mesir yang berumur 18 tahun ke atas berhak memberikan suaranya dalam pemilu tersebut.
Menurut seorang warga, Heba Saleh, dilihat sepintas masyarakat Mesir mempunyai banyak pilihan sebagai presidennya. Semua calon boleh berkampanye dengan bebas dan mereka diberi jatah waktu yang sama di televisi, kekcuali calon dari Al Ikhwan AL-Muslimun. Akan tetapi, predikisi semua orang mengatakan, Husni Mubarak akan tetap menang.
Sebelumnya, suasana kota Kairo menjelang dua hari pemilu pertama digelar, foto kandidat Partai Nasional Demokrasi yang berkuasa, Presiden Husni Mubarak (77) sudah ada di mana-mana.
Pamflet-pamflet berbagai ukuran yang menyatakan dukungan kepada Mubarak, disertai fotonya dalam semua gaya, bertaburan di jalan-jalan raya dan tempat-tempat strategis di ibu kota Mesir itu. Sedangkan gambar para pesaingnya hampir tak ditemukan kecuali dalam hitungan jari.
Hanya pamflet dan foto kandidat dari Partai Wafd, Noaman Gomaa, dan Partai Al Ghad, Ayman Nour, yang kadang terlihat di kota Kairo. Perimbangan kekuatan yang sangat timpang itu membuat peluang Mubarak terpilih kembali untuk periode 2005-2011 dalam pemilu multikandidat pertama tersebut sangat besar. Ketimpangan itu membuat pemilu kali ini seolah-olah hanya memiliki kandidat tunggal seperti pemilu-pemilu sebelumnya.
Kecemasan warga dalam Pemilu kali ini, Husni Mubarak melarang pengawam asing untuk meliput peristiwa penting itu.
Sejumlah pengamat dan lembaga independen menuduh media massa, khususnya media cetak, sudah memihak kepada kandidat Presiden Husni Mubarak. Harian terkemuka Mesir Al Ahram edisi Senin kemarin, hampir setiap halaman ada foto Mubarak.
Sebelumnya, Mubarak mengizinkan calon-calon dari partai lain mencalonkan nama kandidat presidennya. Kecuali partai Islam Al-Ikwan al-Muslimun (Ikhwan) justru dilarang mencalonkan.
Al-Ikwan al-Muslimun merupakan kelompok paling didzolimi di Mesir. Mursyid Aam Ikhwan Muslimin Muhamad Mahdi Akif pernah menegaskan, anda Pemilu di Mesir digelar secara bersih, mungkin Ikhwan akan menjadi pemenangnya meski tidak mayoritas, sekitar 25 persen.
Husni Mubarak yang kini telah berusia 77 tahun dan sudah 24 tahun menjadi presiden, nampaknya tak ingin turun tahta dan tetap mendai penguasa warga Mesir yang berjumlah 82 juta orang dan 32 juta orang kini ikut memberikan hak suara nya. (bbc/irib/hid/cha)