Selain digusur, si pemilik mengaku harus membayar denda kepada pemerintah Israel sebanyak 1000 Shekel atau sekitar 15.5 Ribu Dolar Amerika
Hidayatullah.com–Empat keluarga Kristen di Yerusalem pada akhir Juni lalu mengaku terancam karena pemukiman mereka akan digusur oleh pihak pemerintah Israel. Rumah keempat keluarga Kristen itu terletak di blok Kristen (Harah an-Nashara) di dalam lingkungan Kota Lama di Yerusalem Timur.
Keempat keluarga itu juga mengaku, rumah-rumah milik mereka sepenuhnya resmi dan tidak ilegal, karena sudah sejak lama sekali berada di bawah pengurusan kontraktor gereja ortodoks, salah satu lembaga wakaf milik umat Kristen Yerusalem.
Sami Wakila, salah satu keluarga Kristen di blok an-Nashara di Yerusalem itu mengaku, rumah miliknya terancam digusur. Bukan hanya ancaman kehilangan tempat tinggal saja, Wakila juga mengaku harus membayar denda kepada pemerintahan Israel sebanyak 1000 Shekel atau sekitar 15.5 Ribu Dollar Amerika (Rp. 150.5 juta) karena tuduhan mengancam negara.
“Saya juga akan menghadapi ancaman dipenjara karena menolak rumah milik saya dihancurkan, namun Israel menuduh saya melakukan makar kepada negara,” tutur Wakila kepada Aljazeera (2/3).
Wakila mengaku membeli rumah yang ditempatinya kini pada tahun 1997 silam. Rumah itu terletak tepat di samping gereja Patriarch Romawi Ortodoks di dekat Biara Latin di Kota Tua, Yerusalem Timur. Wakila juga telah memugar rumah tersebut dan hidup bersama istri dan tiga orang anaknya.
Ketika prosesi pemugaran itu mendekati babak penyelesaian di tahun 2001 silam, Wakila mengaku mendapatkan surat dari keamanan Israel yang isinya berupa perintah penghancuran rumah miliknya itu.
“Surat dari pemerintah Israel itu mengatakan, rumah yang saya tempati ini ilegal. Padahal, biaya renovasi rumah ini memakan lebih dari 100 ribu dollar,” tutur Wakila.
Setelah mengusir dan menggusur ribuan penduduk Muslim dari bilangan Salwan dan menghancurkan ratusan unit rumah milik mereka, kini pemerintah Israel berupaya melaklukan hal sama terhadap penduduk Kristen.
Rupanya, siasat pemerintah Israel untuk meyahudisasikan Yerusalem dan menjadikannya sebagai ibu kota abadi mereka, serta membersihkannya dari unsur-unsur non-Yahudi, adalah siasat yang tak main-main. [atj/jzr/hidayatullah.com]