Hidayatullah.com – Pemerintah Skotlandia sedang memikirkan skema inovaif dengan menggunakan instrumen investasi sesuai syariah guna mengatasi masalah perumahan di negara itu, seiring dengan resesi ekonomi sekarang ini.
“Dengan senang hati saya akan duduk dan berbicara dengan mereka mengenai ide-idenya,” kata Menteri Perumahan Alex Neil kepada harian Times Ahad 12 Juli.
Para pejabat dari Islamic Finance Council (IFC), sebuah badan yang berkantor di Skotlandia yang berkecimpung dalam masalah keuangan Islam di seluruh dunia, akan berdiskusi dengan Neil mengenai bagaimana keuangan Islam bisa digunakan untuk menjembatani celah pendanaan bagi perumahan rakyat di negara-negara Eropa.
Di bawah rencana IFC, keuangan syariah dapat mendanai kepemilikan bersama atas rumah-rumah baru dengan sokongan dari pemerintah.
Namun, tidak seperti kredit rumah konvensional, pemilik rumah akan dilindungi dari kerugian.
Jika pihak pemilik mempunyai andil 10% dari sebuah properti senilai £200.000, yang kemudian jatuh nilainya menjadi £150.000, dan ingin menjualnya, maka pihak pemberi kredit yang memiliki andil 90% tidak akan mendapatkan dananya senilai £180.000 yang telah ditanamnya di awal.
Mereka akan mendapatkan 90% dari nilai jual, yaitu senilai £135.000. Dan pemilik rumah terhindar dari kewajiban untuk menutupi kerugian sebesar £45.000.
Bagi lembaga keuangan Islam, ketika harga-harga properti naik, mereka bisa mendapatkan bagian yang lebih banyak jika rumah itu dijual. Tidak hanya 90% dari nilai akhir, tapi juga bonus tambahan dari pendapatan lainnya.
Kesepakatan pembiayaan syariah juga menyerupai perjanjian sewa-beli, kredit, kesepakatan pembelian, dan penjualan bersama atau kerjasama.
Penanam modal berhak mengetahui, bagaimana dana mereka dipergunakan, dan bidang usahanya diawasi oleh badan pengawas yang berdedikasi dan oleh pihak regulator nasional yang berwenang.
Islam melarang riba, menerima, atau membayar bunga atas pinjaman.
Transaksi yang dilakukan oleh bank Islam harus didukung oleh aset-aset yang nyata –bukan aset daur ulang yang tidak jelas, seperti subprime mortgage.
Pejabat IFC yakin skema yang ditawarkan akan menjadi jawaban atas masalah perumahan di Skotlandia, dan juga membawa pada peningkatan ketersediaan rumah dengan harga terjangkau.
Omar Shaikh dari IFC mengatakan kepada The Times bahwa adanya pembebasan dari beban kerugian kepemilikan, merupakan kabar baik bagi masyarakat kelas menengah yang tidak mampu menanggung kerugian yang ada.
Kerjasama dalam pembiayaan syariah juga akan menghemat anggaran pemerintah Skotlandia hingga jutaan Pound, ketika anggarannya dibawah tekanan yang tak terduga akibat resesi.
Shaikh meyakinkan bahwa produk pembiayaan Islami mampu menyediakan kesempatan investasi yang luas yang menarik bagi para investor.
“Dan juga akan menjadi produk yang sangat menarik pada situasi seperti sekarang ini bagi semua orang, dari agama apapun atau pun orang yang tak beragama.”
Ia menegaskan bahwa industri keuangan Islami, secara global, sekarang ini sangat enerjik karena belakangan ini berkembang pesat. “Sangat menggairahkan,” katanya.
Keuangan Islami adalah salah satu sektor yang paling berkembang pesat di industri keuangan global.
Sejak dimulai sekitar 30 tahun lalu, industri perbankan Islam telah menunjukkan perkembangan yang berarti dan menarik perhatian para investor dan bankir di seluruh dunia.
Lembaga keuangan internasional seperti Citigroup, HSBC dan Deutsche Bank juga terjun di bisnis perbankan Islam.
Sekarang ini ada hampir 300 bank dan lembaga keuangan Islam di seluruh dunia yang asetnya diperkirakan berkembang hingga $1 trilyun di tahun 2013. [di/iol/hidayatullah.com]