Hidayatullah.com–Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere menyeru
gereja-gereja Jerman
untuk mengkampanyekan integrasi muslim. Seruan tersebut disampaikan
Kamis lalu, beberapa hari menjelang dialog bersama kelompok-kelompok
muslim digelar kembali.
“Saya sedikit sedih (melihat) ke arah mana negara ini berjalan.
Sebenarnya, saya berharap gereja yang memimpin dialog ini,” katanya
dalam sebuah pertemuan ekumenis di Munich. Gereja Kristen perlu
berupaya lebih guna mencapai perdamaian dengan Islam, tambahnya.
Senada dengan de Maiziere, Gerhard Robbers, pakar konstitusi ikut
bersuara dalam diskusi itu. “Gereja-gereja berbuat terlalu sedikit dan
negara juga berbuat terlalu sedikit,” ujarnya. Dia mengatakan, umat
Islam tidak sepenuhnya diakui sebagai warganegara Jerman.
“Terlalu banyak kebijakan yang mencemooh agama,” imbuh Robbers, merujuk
pada larangan kerudung di sekolah-sekolah Jerman.
“Larangan seperti itu, tidak benar-benar serius menganggap muslim
sebagai warga di negara ini,” katanya.
Hari Senin (17/5) akan dimulai Konferensi Islam putaran kedua yang
disponsori
pemerintah yang membahas integrasi muslim di Jerman. (Baca juga berita
sebelumnya Jerman Tidak Perlu Larangan Cadar)
Dewan Pusat Muslim yang merupakan persatuan masjid-masjid sunni di
Jerman, hari Rabu lalu mengumumkan tidak akan ikut serta dalam
pertemuan tersebut. Organisasi itu beralasan, penyelenggara
(pemerintah) tidak punya cukup tujuan nyata dan belum cukup menangkis
Islamofobia.
Menanggapi hal itu de Maiziere berkata, “Saya menyesalinya, tapi akan
tetap jalan meski tanpa Dewan Pusat Muslim.”
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pada kesempatan tersebut de Maiziere juga membela keputusan awalnya
untuk tidak mengikutsertakan Milli Gorus, sebuah kelompok pergerakan
yang sedang diselidiki karena dicurigai melakukan tindak subversif.
“Saya tidak ingin duduk satu meja dengan sebuah organisasi seperti
itu,” katanya beralasan.
Sementara itu Robbers menginkan agar muslim mendapat tempat yang lebih
banyak di lembaga penyiaran Jerman dan komunitas muslim harus diakui
secara hukum sebagai sebuah lembaga resmi, seperti halnya gereja-gereja
Katolik dan Protestan.[di/et/hidayatullah.com]