Hidayatullah.com–Senin pekan ini, Israel dan Rusia telah menandatangani kerangka perjanjian kerjasama militer. Hal ini menandakan adanya konsilidasi hubungan bilateral kedua negara. Selain itu, dari kesepakatan tersebut juga memungkinkan kerjasama dalam pembelian senjata militer. Demikian dilansir Al-Jazeera.net (6/9).
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak meminta kepada pejabat Rusia agar membatalkan dua transaksi senjata yang telah ada sebelumnya antara Moskow dengan Suriah dan Iran. Sementara itu Barak menekankan bahwa dalam perjanjian tersebut juga akan ada transaksi pembelian senjata dan teknologi Israel.
Barak mengatakan bahwa Rusia adalah negara penting di dunia, dan negara yang sangat dominan serta berpengaruh di Timur Tengah. Ia juga menekankan bahwa masalah keamanan Israel yang paling menonjol adalah ancaman Iran dan persenjataan Suriah yang mendukung gerakan Hizbullah.
Sedangkan Menteri Pertahanan Rusia, Anatoly Serdyukov menyatakan bahwa penandatangan perjanjian ini telah memperkuat hubungan bilateral antar kedua negara, terutama dalam penyelesaian berbagai masalah seperti terorisme dan senjata pemusnah massal.
Serdyukov menambahkan, “Yang terpenting bagi kami adalah, tentara Rusia dapat belajar banyak dari pengalaman tentara Israel.” Ia juga mengatakan bahwa Rusia telah membeli 12 unit pesawat tanpa pilot, dan sebanyak 50 orang tentaranya telah dilatih cara menggunakannya.
Menurut korenponden Al-Jazeera.net di Moskow, yang terpenting dari perjanjian itu bukanlah apa yang akan dijual Israel kepada Rusia, melainkan yang paling penting adalah Rusia akan menghentikan transaksi kepada Iran dan Suriah.[sdz/jzr/hidayatullah.com]