Hidayatullah.com—Setelah Tunisia mengalami gejolak politik, kini politik Yaman mulai memanas. Sabtu Para mahasiswa Universitas Yaman di Sanaa menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh untuk meletakkan jabatan, Sabtu, (22/1) kemarin, ratusan pemrotes menyerukan diakhirinya pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh yang berkuasa selama puluhan tahun.
Ribuan mahasiswa, aktivis, dan anggota kelompok oposisi menggelar demonstrasi menuntut Ali Abdullah mundur dari jabatannya.
Peristiwa ini merupakan demo besar yang baru pertama kali terjadi di negara berpenduduk 23 juta jiwa itu. Mereka menilai pemerintah Saleh telah membawa Yaman ke jurang kemiskinan. Yaman adalah negara termiskin di kawasan Arab dengan praktek korupsi yang luas.
Demonstrasi sekitar 2.500 orang itu tidak digelar di jalan raya, melainkan di halaman Universitas Sanaa.
Para demonstran kelihatannya meniru gelombang protes baru-baru ini di Tunisia yang berakhir dengan tergulingnya Presiden Zine el Abidine Ben Ali awal bulan ini.
“Keluar, keluar, Ali. Bergabunglah dengan temanmu, Ben Ali,” teriak para demonstran.
Selain menuntut Saleh mundur, para demonstran menuntut amendemen konstitusi untuk mengakhiri kekuasaan seumur hidup bagi seorang presiden.
Seorang yang mengorganisasi demo, Fouad Dahaba, mengatakan unjuk rasa ini baru permulaan saja. Mereka tidak akan berhenti hingga tuntutan mereka dipenuhi.
“Kami akan berbaris berjalan ke jalan Sanaa, ke jantung kota Sanaa, dan ke istana presiden. Hari-hari mendatang, aksi yang lebih luas akan terjadi,” kata Dahaba, anggota parlemen kelompok Islam dan ketua serikat pekerja guru.
Kantor berita Prancis AFP mengatakan, banyak mahasiswa Yaman membawa spanduk dengan tulisan “belajarlah dari Revolusi Jasmin,” yang mengacu kepada pemberontakan rakyat Tunisia. Kantor berita itu mengatakan, demonstran yang lain menggelar aksi yang mendukung presiden Saleh.
Aksi protes ini dijawab dengan tembakan gas air mata oleh polisi. Sedikitnya 30 pendemo ditangkap. Kemarin polisi menangkap seorang aktivis perempuan, Tawakul Karman, anggota Partai Islah. Ia dituduh menggelar demo ilegal karena tidak mengajukan izin. *