Hidayatullah.com–Pemerintah Libya tidak menegosiasikan penyerahan kekuasaan Muammar Qadhafi, kata seorang jurubicara pemerintah kepada Reuters, Selasa (05/7).
“Informasi tentang negosiasi, pengunduran diri Qadhafi, atau mencari tempat pelarian yang aman di dalam atau luar negeri, adalah sama sekali tidak benar,” kata Moussa Ibrahim.
“Qadhafi tidak bisa dinegosiasikan, ini sikap prinsip kami, dan masa depan Libya akan diputuskan oleh rakyat Libya sendiri. Qadhafi merupakan simbol historis, dan rakyat Libya bersedia mati untuk membelanya,” tegas Ibrahim.
“Pembicaraan yang dilakukan adalah tentang gencatan senjata, bantuan kemanusian, dan dimulainya dialog antar orang Libya, dan kemudian tahap keempat, yang merupakan periode transisi perubahan politik yang akan diputuskan oleh rakyat Libya,” paparnya.
Hari Senin (04/7) pemerintah Libya mengatakan bahwa mereka melakukan pembicaraan di Italia, Mesir dan Norwegia dengan tokoh-tokoh senior oposisi Libya mengenai pencarian jalan damai untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lima bulan itu.
Menurut pemerintah, wakil dari setiap negara di mana negosiasi itu dilakukan menyaksikan perundingan itu. Namun, pemerintah Italia menyangkal adanya perundingan itu di wilayah mereka.
“Mengenai sangkalan tentang perundingan yang dilakukan di Roma antara pemerintah Libya dan anggota dari pemberontak, ini adalah tidak benar,” jelas Ibrahim.
“Telah terjadi beberapa pertemuan di Roma dan pembicaraan yang benar-benar terjadi dan seorang wakil dari pemerintah Italia menghadiri pertemuan-pertemuan itu,” tandasnya.*