Hidayatullah.com–Jurubicara kelompok Taliban Afghanista hari Rabu (20/7) mengatakan bahwa telepon seluler, akun email dan situs website mereka telah diretas dan dipakai untuk mengirimkan pesan palsu kepada media tentang kematian Mullah Omar.
Tokoh penting Taliban dengan ciri cacat di mata kanannya itu merupakan salah satu orang yang paling dicari di dunia, dengan imbalan USD10 juta untuk kepalanya. Dan ini bukan pertama kalinya ia dikabarkan telah meninggal dunia.
“Ini pekerjaan intelijen Amerika dan kami akan balas dendam kepada penyedia jaringan telepon,” kata jurubicara Taliban Zabihullah Mijahid, saat dihubungi Reuters guna verifikasi sebuah kabar dalam pesan singkat.
Taliban akan menyelidiki kasus peretasan itu dan mempertimbangkan mengubah cara mereka menyampaikan kabar; dengan lebih banyak menggunakan website dan bukan SMS. Begitu kata jurubicara kedua Taliban Qari Yousuf.
Berita kematian Mullah Omar disebarkan dari nomor telepon yang digunakan Mujahid dan Yousuf. Bunyinya; “pemimpin spiritual Mullah Omar Mujahid telah wafat’ dan “Semoga Allah memberkati jiwanya.”
Yousuf mengatakan, peretasan itu merupakan upaya perang urat syaraf yang dilakukan oleh pasukan pimpinan NATO.
Menurut penulis pakar Taliban asal Pakistan Ahmed Rashid, hal itu bisa jadi merupakan taktik yang dipakai pasukan Barat dalam berperang di Afghanistan, yaitu dengan menyebarkan kabar burung bahwa Mullar Omar wafat.
“Bisa jadi orang Amerika atau CIA yang berada di belakang itu, untuk menimbulkan ketegangan dan perpecahan serta kebingungan, yang kelihatannya sudah terlaksana,” kata Rashid kepada Reuters.
Seorang jurubicara International Security Assistance Force (ISAF) tidak berkenan memberikan komentar atas kasus tersebut.
Menurut Anand Gopal, analis dan wartawan yang banyak menulis tentang Taliban, meskipun jika benar Omar wafat tidak mungkin jurubicaranya bisa mengabarkan kematian itu dengan begitu cepatnya.
“Sebab sedikit sekali orang yang memiliki akses ke Omar (mungkin hanya empat atau lima, menurut perkiraan). Sepertinya sedikit sekali keuntungan bagi Taliban untuk mengumumkan kematian pemimpin mereka, kecuali hal itu benar-benar penting,” jelasnya.
Disamping itu, pesan yang ditulis di website Taliban juga kelihatan mencurigakan, karena mengandung beberapa kesalahan seperti tanggal lahir Omar dan tempat lahirnya, kata Gopal.
“Ini merupakan kesalahan yang bisa dilakukan oleh bukan orang Afghanistan, tapi bagi seorang Afghanistan khususnya orang selatan Afghanistan, tidak akan pernah melakukan (kesalahan itu).”
Mullah Omar diyakini berada di Pakistan, kemungkinan di Quetta. Tapi, baik Pakistan maupun Taliban menyangkal perkiraan itu dan mengatakan bahwa Omar ada di Afghanistan.*